Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Onduline Galang Inovasi Atap ramah Lingkungan Lewat Sayembara

Ghani Nurcahyadi
03/3/2021 21:13
Onduline Galang Inovasi Atap ramah Lingkungan Lewat Sayembara
Porses penjurian OGRA(Dok. Onduline)

PRODUSEN atap rumah ramah lingkungan, Onduline kembali menggelar kompetisi desain konstruksi atap bangunan berkelanjutan bertajuk Onduline Green Roof Award (OGRA) 2021 dengan mengangkat tema Tropical Roof With Ecological Clean Energy & Passive Design.

Ajang dua tahunan yang memasuki edisi kelimanya ini mencari proyek unggulan dari profesional di bidang arsitektur tentang konsep atap bangunan yang dapat memberi manfaat untuk kelestarian lingkungan, dengan tetap mengutamakan Passive Design, juga menggunakan Clean Energy dan Ecological Balance pada penyelesaian dan instalasi yang digabungkan dengan keunggulan arsitekturnya.

Adapun yang menjadi penilaian dalam kompetisi tersebut adalah ide-ide dengan kemampuan mengatasi tantangan urbanisasi dan peningkatan kualitas hidup. Pasalnya, menurut PBB, lebih dari separuh populasi dunia tinggal di kota dan diperkirakan akan meningkat tiga miliar jiwa pada tahun 2050. Indonesia menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan urbanisasi tercepat di dunia. 

Fenomena itu memicu maraknya pembangunan yang dapat berdampak langsung pada kualitas hidup dan lingkungan di dalamnya. Maka itu, apabila cara merancang dan membangun hunian secara massif tidak responsif terhadap alam tentu akan menjadi beban di kemudian hari. 

“Itulah mengapa Onduline Green Roof Award komitmen terus mempromosikan konstruksi bangunan ramah lingkungan dan berkelanjutan untuk mendukung dan memperbaiki kualitas lingkungan,” jelas Yustiar N. Reissa Siregar, Marketing Communications Manager PT Onduline Indonesia, sekaligus Team Leader of OGRA Competition, dalam keterangan tertulisnya.

Sayembara OGRA bertujuan untuk menemukan proyek maupun gagasan yang memperhatikan sejumlah isu yang mempertahankan kelestarian lingkungan untuk generasi masa depan, sekaligus menjadi dasar penilaian kompetisi. 

Salah satunya dengan menerapkan sejumlah kriteria konstruksi bangunan yang ramah alam, yaitu memanfaatkan energi alami secara langsung seperti angin dan matahari, menciptakan iklim mikro (micro climate) di sekitar bangunan untuk kenyamanan udara penghuni bangunan, rancangan atap harus mampu mendinginkan bangunan serta dapat menekan kebisingan. 

Sayembara OGRA 2021 bersifat nasional dan terbuka bagi perorangan profesional yang minimal memiliki 1 tahun pengalaman di bidang arsitektur, desainer interior, developer properti, konsultan perencana dan konsultan pelaksana. 

Baca juga : Sambut LPI, Menhub Tawarkan Proyek Pelabuhan hingga MRT

“Tidak harus ikut di organisasi tertentu, yang penting memiliki pengalaman minimal setahun di bidang arsitektur dan turunannya,” kata Reissa. 

Syaratnya, gagasan desain adalah karya asli peserta yang belum pernah terlibat dalam kompetisi apapun. Karya yang sudah dalam bentuk bangunan jadi, sah didaftarkan dengan batas waktu konstruksi berjalan maksimal 1 tahun. “Desain harus sesuai peruntukan sehingga bisa diimplementasikan, baik gedung komersial maupun high rise residential. Luas bangunan atap minimum 150 meter persegi (m2), maksimal 350 m2. Penilaian juga termasuk kekuatan struktur harus baik dan kuat untuk menopang beban green roof,” tambah Reissa.

Kompetisi resmi dibuka pada 1 Maret 2021 dengan batas waktu penyerahan karya maksimal 31 Agustus 2021. Hadiah uang tunai senilai Rp115 juta dan exclusive crystal trophy akan diberikan kepada 5 pemenang. Jawara pertama akan mendapatkan uang tunai Rp50 juta rupiah dan berhak menjadi pembicara utama di sejumlah kegiatan PT Onduline Indonesia. Seluruh pemenang akan diumumkan pada 8 September 2021.

Reissa berharap, jumlah peserta yang mengikuti kompetisi tahun ini lebih banyak dibanding dua tahun lalu. Ini lantaran OGRA merupakan ajang peningkatan kualitas dan kredibilitas bagi para pelaku industri konstruksi dan properti di tanah air agar mampu bersaing di pasar global.

“Melibatkan peranan green roof untuk menambah luasan ruang terbuka hijau, serta penggunaan vegetasi sesuai dengan kondisi iklim dan lingkungan setempat atau local climate and environment juga merupakan aspek penting untuk memperhatikan kelestarian sumber daya alam,” ujar Naning Adiwoso, Core Founder Green Building Council Indonesia (GBCI) yang juga sebagai juri utama Sayembara OGRA 2021.

Sementara itu juri OGRA lainnya, Ivan Priatman menambahkan, renewable energy yaitu desain bangunan yang menggunakan energi alternatif terbarukan seperti panel surya, pemanas air tenaga surya, turbin angin dan mini-hydro, selain bermanfaat bagi kelestarian lingkungan juga diklaim mampu mengurangi biaya hidup. 

“Selain lebih nyaman, tentu rumah akan jauh lebih sehat bagi penghuninya. Pengeluaran untuk konsumsi energi listrik juga bisa ditekan dan dialihkan untuk peningkatan asupan gizi keluarga,” terang Ivan yang juga Prinsipal Arsitek Archimetric.

Menurutnya, sayembara OGRA menjadi wadah yang tepat untuk mengedukasi masyarakat Indonesia mengenai peran arsitek dan pelaku bidang konstruksi untuk menerapkan pembangunan yang selaras dengan alam. (RO/OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik