Headline
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor pada Januari 2021 sebesar US$15,30 miliar, naik 12,24% bila dibandingkan nilai ekspor Januari 2020 (year on year/yoy) yang hanya US$13,63 miliar.
Kenaikan itu terjadi karena adanya peningkatan nilai ekspor migas sebesar 8,30% dari US$0,82 miliar di Januari 2020 menjadi US$0,88 miliar pada Januari 2021. Pun demikian, terjadi peningkatan pada ekspor non migas sebesar 12,49% dari US$12,82 miliar menjadi US$14,42 miliar di periode yang sama.
Baca juga: Impor Indonesia Turun 6,49% jadi US$13,34 Miliar
"Nilai ekspor pada Januari 2021 ini adalah US$15,30 miliar, ekspor ini lebih besar dibandingkan nilai ekspor Januari 2020. Tentunya ini sangat menggembirakan dan kita berharap agar ke depan nilai ekspor kita ini akan semakin baik lagi," tutur Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers secara virtual, Senin (15/2).
Dia menambahkan, seluruh sektor eskpor Indonesia mengalami pertumbuhan positif secara tahunan. Tercatat, ekspor sektor migas naik 8,30% (yoy); pertanian naik 13,91% (yoy); industri pengolahan naik 11,72% (yoy); dan pertambangan naik 16,92% (yoy).
Di sektor pertanian, kata Suhariyanto, komoditas yang mengalami peningkatan ekspor ialah sarang burung, tanaman obat, aromatik dan rempah, hasil hutan bukan kayu lainnya, serta mutiara dari hasil budidaya.
Lalu pada industri pengolahan mengalami peningkatan karena adanya peningkatan ekspor minyak kelapa sawit, besi dan baja, serta televisi dan perlengkapan televisi. Kemudian kenaikan di sektor pertambangan terjadi karena adanya peningkatan ekspor pada bijih tembaga, likuid dan batu kerikil.
Suhariyanto menuturkan, struktur ekspor Indonesia di Januari 2021 belum mengalami perubahan. Ekspor non migas masih mendominasi total nilai ekspor sebesar 94,22%. Itu meliputi industri pengolahan 78,36%; tambang 13,06%; dan pertanian 2,20%.
Sementara itu Tiongkok masih menjadi pangsa ekspor non migas utama Indonesia. "Pangsa pertama ditujukan ke Tiongkok, di mana porsinya adalah sebesar 21,16%. Komoditas utama yang diekspor ke Tiongkok adalah bahan bakar mineral HS27, besi dan baja HS72 dan lemak dan minyak hewan nabati HS15," jelas Suhariyanto.
Pasar tujuan ekspor terbesar kedua ialah Amerika Serikat. Suhariyanto mengatakan, porsi ekspor ke Negeri Paman Sam mencapai 11,63% dari keseluruhan ekspor di Januari 2021. Pakaian dan aksesorisnya, karet dan barang karet serta alas kaki menjadi komoditas terbesar yang diekspor ke AS.
Kendati nilai ekspor secara tahunan meningkat, Suhariyanto bilang, secara bulanan (month to month/mtm) nilai ekspor Indonesia mengalami penurunan. BPS mencatat terjadi penurunan sebesar 7,48% dari US$16,54 miliar di Desember 2020 menjadi US$15,30 miliar.
Baca juga: PGN Serahkan Bantuan Korban Banjir Bekasi dan Karawang
Penurunan itu terjadi karena turunnya nilai ekspor migas sebesar 13,24% dari US$1,02 miliar di Desember 2020 menjadi US$0,88 miliar. Pun demikian dengan ekspor non migas yang tercatat turun 7,11% dari US$15,52 miliar menjadi US$14,42 miliar di periode yang sama.
"Kalau dilihat dari siklus-siklus sebelumnya, memang selalu terjadi penurunan dari Desember ke Januari. Itu karena pada Desember banyak aktivitas dan kegiatan, sedangkan di Januari merupakan awal tahun di mana kegiatan baru mulai bergeliat," pungkas Suhariyanto. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved