Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

BTN Berupaya Redam Backlog Perumahan

Mediaindonesia.com
11/2/2021 07:10
BTN Berupaya Redam Backlog Perumahan
Perumahan BTN di Padang Pariaman, Sumbar.(ANTARA)

BACKLOG perumahan yang terus meningkat adalah masalah klasik di Indonesia yang masih terus diupayakan bisa diselesaikan. Salah satu masalahnya adalah dari sisi pembiayaan. Dari menyesuaikan pembiayaan dengan permintaan hingga menyalurkan KPR ke masyarakat berpenghasilan rendah.

Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) jumlah backlog di Indonesia sampai awal 2020 sekitar 7,68 juta unit. Jumlah itu bisa saja makin bertambah mengingat jumlah pertumbuhan rumah tangga baru di Indonesia sekitar 400.000-800.000 keluarga per tahun.

Pada tahun lalu ada 770.000 rumah tangga baru. “Inilah yang mendorong kebutuhan rumah paling banyak,” ujar Plt Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Nixon LP Napitupulu.

Baca Juga: Gelar Pameran Perumahan Virtual, BTN Tawarkan Bunga Spesial

Menurut Nixon, untuk mengurangi backlog perumahan dari sisi pemerintah sudah ada upaya yang sangat serius dengan menggulirkan Program Sejuta Rumah. Pada periode pertama Program Sejuta Rumah yang sudah dilaksanakan ada 1.250.000 unit rumah yang dibangun.

Nixon mengaku untuk mengatasi persoalan backlog ini perlu ada upaya yang lebih disiplin dan terencana. Dari BTN untuk membantu mengurangi backlog perumahan setiap tahunnya ditargetkan bisa membiayai rumah 250.000 hingga 300.000 setahun. Dengan begitu, selama lima tahun bisa mencapai 1,5 juta unit rumah.

“Angka 300.000 unit pembiayaan rumah per tahunnya itu baru dari BTN, jika ditambah dengan bank lain bisa tembus 600.000 unit per tahun. Jadi, jumlah backlog rumah bisa turun dari 7,5 jutaan menjadi 4,5 juta pada 2030,” ujarnya.

Sepanjang 2020, lanjut Nixon, BTN mengungkapkan telah menyalurkan kredit perumahan ke 123.000 unit. Perseroan menargetkan pada 2021 bisa menyalurkan kredit perumahan sebanyak 200.000 sampai 250.000 unit. Dari total target itu, mayoritas berasal dari KPR subsidi dan skema lain untuk memenuhi kebutuhan MBR seperti melalui Tapera dan lainnya.

Nixon menegaskan, salah satu peran BTN untuk mengurangi jumlah backlog perumahan adalah dengan mempercepat proses penyaluran kredit ke debitur dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian. Perseroan pun menyiapkan strategi proses yang memanfaatkan teknologi digital untuk menangkap peluang di tengah pandemi Covid-19.

Sejauh ini, ada empat upaya BTN untuk memudahkan masyarakat membeli rumah. Pertama, dengan portal BTN properti yang dimiliki perseroan, di mana masyarakat bisa melihat calon rumah idamannya secara 3 dimensi. Lalu, pengembang properti juga bisa memasang rumah yang dipasarkan pada portal di BTN tersebut.

Kedua, BTN juga mengubah konsep pameran fisik menjadi virtual. Dengan pameran virtual itu, jangkauan ke masyarakat yang membutuhkan rumah semakin lebih luas. Tercatat sudah jutaan masyarakat berselancar untuk mencari rumah secara virtual. Bahkan, dari pameran virtual itu, BTN mencatatkan penyaluran KPR sekitar Rp1 triliun.

Ketiga, percepatan proses pengajuan KPR secara online. BTN sudah mempersingkat prosesnya dari 1 hari pengajuan dokumen, 5 hari verifikasi data, dan 1 hari pencairan (1-5-1) menjadi 1-3-1. BTN optimistis dua tahun ke depan proses pengajuan KPR secara online hanya butuh 1-1-1.

Nixon mengungkapkan, pada masa pandemi Covid-19 sejak tahun lalu, Bank BTN bersama para notaris telah menyelenggarakan akad kredit secara daring. Hal ini penting dilakukan untuk mengakomodasi keinginan rakyat memiiki rumah tetapi dengan tetap waspada terhadap penularan Covid-19.

“Awalnya notaris tidak mau melakukan akad jika tidak bertemu langsung. Ini membuat jumlah akad kredit menurun drastis pada awal masa pandemi. Tetapi akhirnya mereka setuju dengan akad kredit secara daring,” jelasnya.

Nixon mengaku dengan kebijakan tersebut, kini permintaan booking kredit sudah hampir kembali ke kapasitas normal sekitar Rp6 triliun per bulan. Diharapkan dengan proses vaksinasi yang kini telah berjalan, booking kredit akan kembali normal pada semester kedua tahun ini.

Di luar itu, Nixon menuturkan, BTN juga punya program KPR khusus untuk generasi milenial, yakni program KPR Gaeesss. Program KPR ini khusus untuk milenial dengan spesifikasi tenor pinjaman lebih panjang, uang muka lebih ringan, dan bunga khusus jika menggunakan pembayaran gaji lewat BTN. Tawaran bunga khususnya adalah fix rate 6,99% selama dua tahun pertama.

“Di program KPR Gaeesss! ini, kami ingin mendorong milenial yang baru kerja 1-3 tahun pertama langsung mulai menyicil rumah. Jadi, pendapatan para milenial ini enggak habis untuk gaya hidup saja, tetapi sudah memikirkan untuk cicil rumah,” jelas Nixon.

Dengan milenial sudah mulai memiliki rumah sejak setahun pertama bekerja, berarti laju pertumbuhan backlog perumahan ke depannya akan cenderung melambat, bahkan malah turun. Selain itu, lanjut dia, BTN terus berupaya mendorong jumlah dana murah atau current account saving account (CASA) bisa tembus 50% dari total dana yang dihimpun pada 2025. Saat ini porsi CASA BTN sudah mencapai 41% dari total dana. Menurut Nixon, dengan jumlah dana murah yang lebih besar, BTN bisa menawarkan tingkat suku bunga KPR yang kompetitif. Hasilnya, tingkat keterjangkauan masyarakat untuk membeli rumah juga semakin tinggi hingga berujung ke backlog perumahan kian menyusut.

Namun, Nixon mengakui peran BTN sendiri tidak akan cukup untuk menurunkan backlog perumahan. Untuk itu, harus ada upaya bersama antara BTN, pengembang, hingga pemerintah, termasuk pemerintah daerah. “Isu backlog rumah bukan cuma dari sisi pembiayaan saja, tetapi juga dari ketersediaan rumah. Seperti, masalah perizinan, pembebasan lahan, dan kemampuan para pengembang properti untuk memenuhi permintaan,” ujarnya.

Dengan kolaborasi BTN bersama pihak terkait itu, jumlah backlog perumahan yang terus naik dan menjadi masalah klasik akan dapat terselesaikan lebih cepat dari yang diperkirakan. (OL-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya