Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan IV -2,19%

M. Ilham Ramadhan Avisena
05/2/2021 12:20
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan IV -2,19%
Pekerja mengangkut bawang merah usai proses penjemuran di sentra bawang merah Desa Padasugih, Brebes, Jawa Tengah, Sabtu (19/12/2020).(ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah/rwa.)

BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan IV 2020 sebesar -2,19% secara tahunan (year on year/yoy). Angka itu masih lebih baik dibandingkan triwulan II dan III 2020 yang tercatat tumbuh -5,32% (yoy) dan -3,49% (yoy). 

"Ada perbaikan meski belum sesuai dengan harapan. Karena itu kita perlu mengevaluasi kembali apa yang sudah bagus dan apa yang perlu diperkuat supaya pemulihan ekonomi bisa berjalan sesuai dengan harapan," ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (5/2).

Bila dilihat dari 17 sektor lapangan usaha pendorong pertumbuhan ekonomi, maka secara umum struktur Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tidak berubah. Terdapat lima sektor yang dominan memberikan kontribusi pada perekonomian nasional yakni industri, perdagangan, pertanian, konstruksi, dan pertambangan.

"Gabungan dari lima sektor tersebut memberikan kontribusi sebesar 62,07% kepada pertumbuhan ekonomi Indonesia. sehingga apa yang terjadi di lima sektor akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi secara total," terang Suhariyanto.

Dia menambahkan, dari 17 sektor lapangan usaha tersebut, hanya tujuh sektor yang mengalami pertumbuhan positif di triwulan IV 2020 yaitu pertanian, kehutanan, dan perikanan yang tumbuh 2,59% (yoy); informasi dan komunikasi tumbuh 10,91% (yoy); jasa keuangan dan asuransi tumbuh 2,37% (yoy); jasa pendidikan tumbuh 1,36% (yoy); real estate tumbuh 1,25% (yoy); jasa kesehatan dan kegiatan sosial tumbuh 16,54% (yoy); dan pengadaan air yang tumbuh 4,98% (yoy).

Sedangkan 10 sektor lainnya mengalami pertumbuhan minus seperti industri pengolahan tumbuh -3,14% (yoy); perdagangan tumbuh -3,64% (yoy); konstruksi tumbuh -5,67%; pertambangan dan penggalian tumbuh -1,20%; transportasi dan pergudangan tumbuh -13,42%; administrasi pemerintahan tumbuh -1,55% (yoy); akomodasi dan makan minum tumbuh -8,88% (yoy); jasa lainnya tumbuh -4,84% (yoy); jasa perusahaan tumbuh -7,02% (yoy); dan pengadaan listrik dan gas tumbuh -5,01% (yoy).

Suhariyanto bilang, meski banyak sektor yang mengalami pertumbuhan minus di triwulan IV 2020, angka-angka tersebut masih lebih baik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Itu menandakan adanya perbaikan dan pemulihan meski belum sesuai dengan yang diharapkan.

"Misalnya untuk industri pengolahan, di triwulan III 2020 pertumbuhannya kontraksi 4,34%, tapi pada triwulan IV 2020 ini membaik menjadi -3,14%. Transportasi dan pergudangan, di triwulan II sektor ini mengalami kontraksi yang sangat dalam -30,80%, membaik di triwulan III 2020 -16,71%, dan triwulan IV ini kembali menunjukkan arah pemulihan meski masih mengalami pertumbuhan -13,42%," jelasnya.

baca juga: Bonus Demografi, RI Perlu Percepat Penyediaan Lapangan Kerja

Sedangkan bila dilihat dari enam sisi komponen pengeluaran, hanya konsumsi pemerintah yang mengalami pertumbuhan positif sebesar 1,76%. Lima komponen lain masih mengalami pertumbuhan minus seperti konsumsi rumah tangga tumbuh -3,61% (yoy); pengeluaran konsumsi LNPRT tumbuh -2,14% (yoy); pembentukan modal tetap bruto (PMTB) tumbuh -6,15% (yoy); ekspor tumbuh -7,21% (yoy): dan impor tumbuh -13,52% (yoy).

"Kalau dilihat secara umum kontraksi triwulan IV ini tidak sedalam tiruwlan III maupun triwulan II, ini menunjukkan arah perbaikan. Untuk itu kita masih perlu bekerja keras supaya komponen ini ke depan bisa tumbuh lebih bagus lagi dan mengarah ke pertumbuhan positif," pungkas Kecuk. (OL-3)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya