Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
DIREKTUR Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI (Bursa Efek Indonesia) Laksono W. Widodo mengatakan, sejak 1996 BEI memiliki klasifikasi industri yang dinamakan Jakarta Stock Industrial Classification (JASICA).
Klasifikasi ini mengelompokkan Perusahaan Tercatat ke dalam 9 Sektor dan 56 sub-sektor yang digunakan dalam penyusunan indeks sektoral, penyajian publikasi-publikasi terkait Perusahaan Tercatat, serta pada sistem-sistem di pasar modal.
"Dalam rangka menjawab kebutuhan perkembangan sektor perekonomian baru dan menyelaraskan dengan global practice, pada hari ini, Senin, 25 Januari 2021 BEI mengimplementasikan klasifikasi industri baru pengganti JASICA, yaitu IDX Industrial Classification (IDX-IC)," ungkap Laksono dalam konferensi pers secara IDX Industrial Classification secara daring, Senin (25/1).
Laksono menegaskan implementasi ini dilakukan bertepatan dengan pemberlakuan Surat Edaran BEI Nomor: SE-00003/BEI/01-2021 perihal Tampilan Informasi Perusahaan Tercatat pada Kolom Remarks dalam JATS.
Menurut Laksono, seiring dengan berkembangnya perekonomian Indonesia yang ditandai tumbuhnya Perusahaan Tercatat dalam bidang usaha baru, pengembangan atas klasifikasi Perusahaan Tercatat BEI penting untuk dilakukan.
"Selain itu, BEI juga merasa perlu untuk menyelaraskan praktik klasifikasi Perusahaan Tercatat dengan global practice yang ada," katanya.
Di tempat yang sama, Kepala Divisi Pengembangan Bisnis BEI Ignatius Denny Wicaksono menuturkan secara prinsip, jika JASICA melakukan klasifikasi berdasarkan aktivitas kegiatannya, IDX-IC melakukan klasifikasi berdasarkan eksposur pasar atas barang dan jasa yang diproduksi.
"Selain itu struktur klasifikasi IDX-IC dirancang memiliki 4 tingkat klasifikasi, yaitu Sektor, Sub-sektor, Industri, dan Sub-industri. Dengan struktur klasifikasi yang lebih dalam, maka IDX-IC dapat mengelompokkan jenis Perusahaan Tercatat yang lebih homogen," ujar Denny. (E-3)
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 30 Juni 2025, dibuka menguat 34,91 poin atau 0,51% ke posisi 6.932,31.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Kamis 26 Juni 2025, dibuka menguat 9,71 poin atau 0,14% ke posisi 6.841,85.
IHSG hari ini, Rabu 25 Juni 2025, berpeluang bergerak menguat. Sentimen utamanya tidak lain karena seiring meredanya konflik Iran vs Israel di kawasan Timur Tengah.
Konflik Iran-Israel berpotensi membawa dampak langsung ke pasar keuangan global, termasuk ke pasar saham Indonesia. Kemarin IHSG terkoreksi 1,74%
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, 24 Juni 2025, dibuka menguat 91,75 poin atau 1,35% ke posisi 6.878,89.
SITUASI geopolitik yang memanas antara Iran dan Israel dinilai masih akan mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved