Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
LAPORAN terbaru yang dilakukan Badan Program Pembangunan PBB atau UNDP Indonesia, mengungkapkan para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah mengaku tidak bisa bertahan lebih dari 10 bulan akibat pandemi covid-19.
Ekonom UNDP Indonesia Rima Prama Artha menuturkan, 90% pelaku UMKM mengalami penurunan permintaan atas produk mereka selama pandemi.
"UMKM yang disurvei kebanyakan menjawab tidak bisa bertahan lebih dari 10 bulan, paling bisa bertahan selama empat hingga enam bulan," jelas Rima dalam webinar UNDP, Kamis (21/1).
Laporan dari survei UNDP bersama Lembaga Penelitian Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia itu melibatkan 1.180 UMKM yang tersebar di 15 provinsi di Indonesia, termasuk yang berada di luar pulau Jawa pada Juli - Agustus 2020, dengan metode wawancara mendalam dan diskusi kelompok terfokus.
Baca juga : 6 Program Ini Jadi Fokus Kemenkop-UKM Sepanjang 2021
Rima menerangkan, bantuan yang diberikan pemerintah terhadap UMKM, ternyata dapat membantu keberlangsungan bisnis usaha tersebut. Baik berupa program bantuan sosial berupa paket sembako, lalu relaksasi penundaan angsuran pokok kredit usaha rakyat (KUR) selama 6 bulan dan Bantuan Presiden Produktif bagi belasan juta UMKM senilai Rp2,4 juta per pelaku UMKM.
"Apabila bertahan pun salah satunya support dari pemerintah terhadap UMKM. Bantuan berupa logistik, suku bunga KUR ini sejalan yang diharapkan UMKM," kata Rima.
Namun, dari hasil survei juga ditemukan bahwa pelaku UMKM juga mengharapkan bantuan lain dari pemerintah seperti akses pemasaran untuk mendongkrak penjualan produk. Dari survei UNDP juga disebutkan, lebih dari 40 persen UMKM telah menjual produknya melalui pasar online.
UNDP menilai, sektor UMKM merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia, terbesar di Asia Tenggara menurut PDB. Sektor ini dikatakan mempekerjakan 97% tenaga kerja dan memberikan kontribusi lebih dari 61% terhadap PDB Indonesia pada tahun 2018. (OL-7)
GUNA mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat, BRI mewujudkannya lewat pemberdayaan klaster usaha 'Klasterkuhidupku'. Program ini menjadi wadah yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku UMKM
Program ini merupakan rangkaian Dospulkam tahap kedua yang disambut antusias oleh para pelaku usaha, khususnya penggiat bisnis makanan daring.
Saat ini, program kemitraan produk bebas asap Sampoerna telah melibatkan lebih dari 600 UMKM lokal yang tersebar di 20 kota di seluruh Indonesia.
UMKM Monalisa memanfaatkan potensi singkong menjadi tepung mocaf (Modified Cassava Flour) yang memiliki permintaan pasar yang luas dan nilai tambah ekonomi yang signifikan.
BRI sepanjang Januari - Mei 2025, menyalurkan KUR senilai Rp69,8 triliun, atau setara 39,89% dari total alokasi tahunan sebesar Rp175 triliun.
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) menghadirkan vending machine berisi produk usaha mikro dan kecil (UMKM) di Pelabuhan Ajibata, Danau Toba,
Studi terbaru mengungkapkan vaksinasi anak mengalami stagnasi dan kemunduran dalam dua dekade terakhir.
Diary, merek perawatan kulit (skin care) asal Bekasi, sukses menembus pasar Vietnam dan Jepang berkat inovasi produk, strategi digital, dan semangat pantang menyerah.
Produksi masker ini. bersamaan dengan produk lain seperti kopi, keripik udang dan coklat lokal membawa Worcas mendapatkan perhatian pasar domestik internasional.
Tahun 2020, sepasang peneliti India mengklaim lockdown global selama pandemi Covid-19 menyebabkan penurunan suhu permukaan bulan.
Jumlah wisman yang datang langsung ke Bali pada Januari-November 2023 sebanyak 5.782.260 kunjungan, sementara pada periode yang sama tahun 2019 sebanyak 5.722.807 kunjungan.
KETUA Satgas Covid-19 PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Erlina Burhan mengungkapkan bahwa human metapneumovirus atau HMPV tidak berpotensi menjadi pandemi seperti yang terjadi pada covid-19.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved