Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PRESIDEN Joko Widodo mengajak masyarakat untuk optimis, di awal 2021 ini akan menjadi titik balik permasalahan pandemi covid-19. Dia yakin, perekonomian dan kesehatan akan segera bangkit kembali.
"Pengendalian pandemi ini terutama melalui vaksinasi. Vaksinasi ini adalah game changer, kunci yang sangat menentukan agar masyarakat bisa kerja kembali, anak-anak bisa belajar di sekolah lagi, kita bisa kembali beribadah dengan tenang dan perekonomian kita bisa bangkit," ungkapnya dalam acara Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2021 secara virtual, Jumat (15/1).
Lebih lanjut, Jokowi menambahkan, dalam menjaga momentum optimisme bangkitnya perekonomian, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan industri jasa keuangan harus mampu menjaga kepercayaan pasar dan menjaga kepercayaan masyarakat dengan sebaik baiknya.
"Tidak boleh ada lagi praktek-praktek yang merugikan masyarakat, transaksi keuangan yang menjurus ke fraud harus ditindak tegas. Pengawasan OJK juga tidak boleh mandul, tidak boleh masuk angin, harus mengeluarkan taringnya dan menjaga kredibilitas dan integritas. Ini sangat penting. Kita harus membangun sebuah sistem internal yang baik, membangun sebuah sistem yang berstandar internasional sehingga meningkatkan kepercayaan dunia internasional kepada industri jasa keuangan kita," kata Jokowi.
Di tempat yang sama, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menuturkan, melalui berbagai kebijakan strategis yang akan dilakukan dan didukung dengan sinergi kebijakan antara Pemerintah, Bank Indonesia dan pemangku kepentingan lainnya, dia optimis pemulihan ekonomi akan terjadi.
Bahkan, di 2021 dia memperkirakan kredit perbankan akan tumbuh pada kisaran 7,5 ±1% (yoy), sesuai Rencana Bisnis Bank (RBB). Selain itu, Dana Pihak Ketiga juga diperkirakan akan tumbuh solid di rentang 11 ± 1% (yoy).
Sementara itu, penghimpunan dana di pasar modal pada 2021 diperkirakan akan meningkat kembali sebagaimana sebelum pandemi, yakni pada kisaran Rp150 - 180 triliun yang didukung akan maraknya penerbitan surat utang sebagai implikasi dari likuiditas global yang masih memadai dan berlanjutnya tren suku bunga rendah.
"Sejalan dengan kredit perbankan, piutang industri perusahaan pembiayaan diperkirakan juga akan menunjukkan pertumbuhan positif di 2021 seiring dengan meningkatnya konsumsi masyarakat yang kembali pulih di kisaran 4±1% (yoy)," ujar Wimboh.
Untuk mendukung pemulihan ekonomi di 2021 ini, lanjut Wimboh, OJK juga telah menyusun kebijakan komprehensif dalam mengembangkan sektor jasa keuangan yang termuat dalam Masterplan Sektor Jasa Keuangan Indonesia (MPSJKI) 2021-2025 yang diluncurkan pada pertemuan ini.
"Masterplan ini diharapkan dapat menjawab tantangan jangka pendek dari pandemi covid-19 dan tantangan struktural dalam mewujudkan sektor jasa keuangan nasional yang berdaya saing, kontributif dan inklusif," ujar Wimboh.(OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved