Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
SELAMA pandemi, platform marketplace semakin menjadi andalan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan harian. Hal ini diungkapkan beberapa perusahaan toko daring di Indonesia.
Tokopedia, misalnya, melaporkan pertumbuhan jumlah pengguna aktif bulanan yang saat ini mencapai lebih dari 100 juta. Angka itu meningkat lebih dari 10 juta jika dibandingkan dengan sebelum pandemi.
Tak hanya dari sisi pembeli, jumlah penjual pun ikut meningkat. Saat ini terdapat lebih dari 9,9 juta penjual di Tokopedia yang hampir 100%nya UMKM.
“Artinya, ada kenaikan sebesar lebih dari 2,7 juta dari 7,2 juta penjual sejak sebelum pandemi Januari lalu,” ungkap External Communications Senior Lead Tokopedia, Ekhel Chandra Wijaya, dalam keterangannya, baru-baru ini.
Berdasarkan data internal Tokopedia, lanjutnya, kategori makanan dan minuman, kesehatan, perawatan hewan, buku, dan pertukangan menjadi lima kategori dengan peningkatan transaksi paling tinggi pada akhir 2020.
Transaksi kategori makanan dan minuman meningkat lebih dari tiga kali lipat menjelang akhir tahun. Produk sembako lokal seperti madu, buahbuahan, telur, kopi lokal, keripik, dan beras menjadi produk paling dicari masyarakat.
Begitu pula kategori kesehatan juga meningkat lebih dari tiga kali lipat. Dalam hal ini, masker tetap menjadi produk yang paling diburu masyarakat.
Selanjutnya, memelihara hewan ternyata menjadi hobi yang semakin naik daun di masa pandemi. Hal ini mendorong peningkatan transaksi pada kategori perawatan hewan di Tokopedia menjadi lebih dari tiga kali lipat. “Akuarium, makanan untuk kucing, ikan, dan anjing menjadi produk paling laris,” ungkap Ekhel.
Selain memelihara hewan, membaca pun semakin diminati selama pandemi.
“Terlihat dari peningkatan transaksi pada kategori buku di Tokopedia sebesar hampir 2,5x lipat. Buku pengembangan diri, karier, anak, novel nonfiksi hingga religi menjadi produk yang paling populer,” imbuhnya.
Terakhir ialah produk pertukangan. Tingginya aktivitas di rumah mendorong masyarakat merenovasi rumah. Hal itu terlihat dari peningkatan transaksi kategori ini yang mencapai lebih dari 2,5 kali lipat. Kertas dinding, pompa angin, serta perlengkapan listrik seperti adaptor dan setop kontak merupakan produk yang paling diminati.
Akselerasi pertumbuhan industri e-commerce di Indonesia pada masa pandemi juga diakui perusahaan e-commerce enabler Sirclo.
“Kebiasaan berbelanja online memang meningkat selama pandemi, dan sebagian besar akan bertahan seperti itu. Namun, konsumen pada dasarnya senang akan pilihan,” kata Founder dan CEO Sirclo, Brian Marshal.
Di sisi lain, lanjutnya, dengan harapan bahwa situasi pandemi akan mereda setelah vaksin didistribusikan di Indonesia, metode berbelanja offline juga dapat kembali menggeliat.
“Ini menjadi momen krusial bagi brand untuk menghadirkan pengalaman omnichannel terbaik bagi konsumen, bukan hanya dengan hadir secara online dan offl ine, tapi lebih jauh lagi dengan mengintegrasikan aset online dan offline yang dimiliki sehingga konsumen mendapatkan pengalaman yang seamless,” katanya.
Meningkat Akhir tahun, Tim Riset Bank DBS Indonesia juga merilis survei yang melibatkan lebih dari 500 responden di Pulau Jawa, termasuk Jakarta dan beberapa daerah kecil di luar Jawa bertajuk ‘Keranjang Konsumsi Indonesia’.
Survei itu menemukan jumlah pelanggan e-commerce di Indonesia meningkat menjadi 66% semenjak pandemi covid-19 sebagai dampak langsung dari Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB).
Survei itu juga mengungkapkan bahwa belanja online meningkat sekitar 14%, sedangkan belanja konvensional turun signifikan sebesar 24% sejak pandemi. Padahal, sebelum pandemi, 72% responden memilih belanja konvensional daripada belanja online. (S-2)
KPK mengungkapkan sebagian besar instansi pemerintah kini mulai menggunakan e-katalog dalam pengadaan barang dan jasa bahkan hingga yang terkecil seperti pengadaan kue untuk rapat.
Data dari Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) 2022 menyebutkan bahwa 60% masyarakat sudah mulai berbelanja secara "offline", baik ke pasar modern maupun tradisional.
Lebih tinggi dari 113,1 pada bulan sebelumnya.
Sedikitnya produk lokal yang tayang di elektronik katalog (e-katalog) menjadi penyebab rendahnya transaksi pembelian barang dan jasa oleh pemerintah daerah.
Ahli kulit juga menyebutkan bahwa terpapar cahaya biru hingga 8 jam sehari juga berbahaya bagi kulit.
Tercatat lebih dari 25 pusat perbelanjaan yang ada di 5 Kotamadya DKI Jakarta akan menggelar program khusus menyambut Imlek
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved