Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

Realisasi Program PEN Mencapai 72,3%

M Ilham Ramadhan Avisena
31/12/2020 01:05
Realisasi Program PEN Mencapai 72,3%
Staf ahli Kemenkeu, Kunta Dasa WN.(Dok. Kemenkeu)

REALISASI penyerapan anggaran program pemulihan ekonomi nasional (PEN) mencapai Rp502,71 triliun, atau 72,3% dari total pagu sebesar Rp695,2 triliun per 23 Desember 2020. pemerintah akan mengakselerasi penyerapan hingga akhir 2020 untuk mendukung geliat ekonomi nasional dan penanganan pandemi.

"Realisasi program PEN menunjukkan akselerasi yang terus meningkat pada triwulan IV 2020 ini, telah mencapai Rp184,3 triliun jika dibandingkan dengan realisasi per 30 September 2020 sebesar Rp318,48 triliun," tutur Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara Kementerian Keuangan, Kunta Dasa Wibawa Nugraha, melalui siaran pers, kemarin.

Dia menambahkan, dari enam klaster yang ada di dalam program PEN, klaster perlindungan sosial dan dukungan UMKM menjadi yang paling tinggi realisasinya. Perlindungan sosial misalnya, terealisasi sebesar Rp217,99 triliun, atau 94,7% dari pagu Rp230,21 triliun. Lalu, dukungan UMKM telah terserap hingga Rp107,93 triliun, atau 92,8% dari pagu sebesar Rp116,31 triliun.

Serapan tertinggi ketiga ialah klaster sektoral kementerian/ lembaga dan dukungan pemerintah daerah yang mencapai Rp59,77 triliun, atau 88,1% dari pagu Rp67,86 triliun. Lalu, klaster kesehatan terserap hingga Rp54,73 triliun, atau 54,4% dari pagu Rp99,5 triliun.

Selanjutnya, klaster insentif usaha yang terealisasi Rp54,73 triliun, atau 45,4% dari total anggaran tersedia sebesar Rp120,61 triliun. Terakhir ialah klaster pembiayaan korporasi yang terserap sebesar Rp8,16 triliun, atau 13,4% dari pagu Rp60,73 triliun.

"Program-program pada klaster perlindungan sosial yang telah mencapai realisasi 100% di antaranya Program Keluarga Harapan (PKH) dan bantuan beras, kartu sembako dan bantuan tunai, bansos Jabodetabek, bansos tunai non-Jabodetabek, bantuan subsidi upah/gaji, dan bantuan subsidi upah/gaji bagi pendidik dan tenaga kependidikan non-PNS di Kemendikbud dan Kemenag," imbuh Kunta.

"Selebihnya progres realisasi di klaster perlindungan sosial seperti kartu prakerja mencapai 99,5%, tetapi telah mencapai 5,6 juta penerima manfaat sesuai target, dan program diskon listrik mencapai 84,4%. Hanya bantuan langsung tunai dana desa yang realisasinya 64,43%," sambungnya.

Dia menjelaskan, klaster perlindungan sosial dalam program PEN telah memberi manfaat bagi penerima bantuan dan membuatnya memiliki daya tahan di tengah pandemi. Sebanyak 67,54 juta keluarga misalnya, menerima bantuan sosial baik dalam bentuk sembako maupun bantuan tunai, sedangkan penerima kartu prakerja tercatat mencapai 5,6 juta orang, 31,4 juta penerima diskon listrik. Lalu, 12,4 juta tenaga kerja menerima bantuan subsidi upah, sedangkan 44,3 juta murid dan pengajar mendapatkan subsidi kuota internet. (Mir/X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya