Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Prospek Saham di Indonesia masih Kuat

Fetry Wuryasti
09/12/2020 04:40
Prospek Saham di Indonesia masih Kuat
Karyawan berjalan di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (8/12/2020(ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/rwa.)

Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup menguat 13,65 poin atau 0,23% ke posisi 5.944,41. Adapun kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 3,04 poin atau 0,32% ke posisi 933,28.

Sentimen positif dari vaksin masih berlanjut menutupi kekhawatiran penyebaran covid-19 yang masih tinggi.

"Sentimen positifnya masih dari tibanya vaksin Sinovac ke Indonesia dan naiknya harga komoditas, terutama batu bara. Di sisi lain, aksi profit taking sempat membuat indeks memasuki zona merah," kata analis Indo Premier Sekuritas, Mino, kemarin di Jakarta.

Setelah dibuka naik, IHSG sempat melemah, tapi tak lama kembali menguat dan terus berada di teritori positif hingga penutupan perdagangan saham.

Secara sektoral, enam sektor meningkat. Sektor konsumer paling tinggi yakni 1,64%, diikuti sektor pertambangan dan sektor manufaktur masing-masing 1,11% dan 0,62%.

Sebaliknya, empat sektor terkoreksi. Sektor aneka industri paling dalam yakni minus 1,48%, diikuti sektor pertanian dan sektor properti masing-masing minus 0,8% dan minus 0,51%.

Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi jual saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau net foreign sell sebesar Rp730,74 miliar.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.555.164 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 32,08 miliar lembar senilai Rp19,11 triliun. Sebanyak 224 saham naik, 259 saham menurun, dan 147 saham tidak bergerak nilainya.

 

Peran omnibus law

Sementara itu, JP Morgan optimistis mengenai pandangan prospek ekuitas saham Indonesia tahun depan. Mereka memperkirakan IHSG dapat mencapai rekor tertinggi di level 6.800 pada akhir 2021, dengan penguatan rupiah menjadi 13.500 per dolar AS dan pertumbuhan PDB berbalik naik menjadi +4% (dari -2% di 2020).

Kembalinya aliran dana asing ke negara berkembang, juga pengembangan vaksin, harus menjadi penggerak pasar utama.

Mereka juga percaya disahkannya Omnibus Law Cipta Kerja menjadi perubahan besar untuk memulai reformasi kebijakan terbesar yang pernah dilakukan Indonesia sejak 1998.

"Adanya undang-undang ini untuk meningkatkan penanaman modal asing (FDI) dan mengubah Indonesia menjadi pusat manufaktur/teknologi berikutnya di Asia, yaitu terkait pembangunan electric vehicles (EV)/baterai/ penyimpanan data cloud/awan," kata Head of ASEAN Research JP Morgan, Ajay Mirchandani.

Melalui omnibus law, pemerintah membentuk sovereign wealth fund (SWF), yaitu Nusantara Investment Authority (NIA). SWF adalah badan pengelola dana investasi yang dimiliki oleh negara, dan diamanatkan untuk melakukan investasi pemerintah dengan tujuan pengembalian jangka panjang dan ekonomi pengembangan.

Dalam pandangan JP Morgan, sektor infrastruktur memberikan peluang investasi yang cocok untuk SWF karena horizon jangka panjang dan multiplier effect-nya terhadap pertumbuhan ekonomi. "Kami percaya SWF adalah perkembangan positif untuk ruang infrastruktur, khususnya mengurangi masalah pendanaan," kata Head of Indonesia Research & Strategy JP Morgan, Henry Wibowo.

Saat ini sejumlah negara telah berkomitmen untuk ikut serta dalam pendanaan SWF.

Pada akhir November 2020, United States International Development Finance Corporation (DFC) menandatangani komitmen letter of interest (LOI) untuk berinvestasi sebesar US$2 miliar ke SWF Indonesia.

Pada awal Desember 2020, pemerintah Indonesia menyatakan bahwa Bank Jepang telah berkomitmen dalam kerja sama internasional untuk menginvestasikan US$4 miliar ke dalam SWF. (Ant/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik