Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
PT Medco Energi International Tbk atau Medco Energi berharap ekonomi akan bisa pulih kembali (rebound) pada 2021 seiring dengan mulai datang dan berjalannya vaksinasi covid-19 untuk menahan laju penularan virus.
Vaksinasi diharapkan bisa membuat ekonomi kembali bergerak dan pada akhirnya menaikkan harga komoditas dan kinerja perusahaan terkait. Namun perusahaan tetap bersiap menghadapi situasi yang tidak menentu.
"Kami dalam posisi optimistis dan menanti keberhasilan vaksin di akhir 2020 dan di 2021. Bila hasilnya tidak sesuai harapan, bisa saja kami memasang strategi yang lebih konservatif. Kami terus mengelola likuiditas yang prudent dan mengontrol biaya di level yang kompetitif. Hanya hal-hal produktif yang akan kami laksanakan," kata Direktur Utama MedcoEnergi Hilmi Panigoro pada Media Gathering virtual, Selasa(8/12).
Dia mengatakan harga minyak di masa depan tidak ada yang dapat memprediksi. Dia melihat secara permintaan dan pasokan, di 2020 dengan adanya covid-19, permintaan minyak jatuh hampir 30-50%. Berkurangnya permintaan membuat harga minyak anjlok.
Namun, pada saat harga minyak anjlok, permintaan turun, supply minyak pun banyak yang hilang. Banyak produsen harus tutup. Terutama produsen yang biaya produksinya tinggi, sekitar US$50-70 per barel, seperti pengeboran minyak bawah laut.
Hilmi mengatakan saat kemarin harga minyak dunia di bawah US$40 per barel, produsen mahal harus tutup. Pada saat nanti harga minyak rebound melewati angka US$50 per barel, lapangan-lapangan mahal ini masih harus menunggu sampai permintaan naik cukup tinggi.
"Ketika vaksin telah memulihkan mobilitas, permintaan minyak akan tumbuh diperkirakan kuartal III-2021. Pada saat itu diperkirakan harga minyak dunia akan naik cukup tinggi, mungkin antara US$50-60 per barel atau lebih. Maka akan bisa stabil antara supply dan demand-nya," kata Hilmi.
Hal-hal konservatif yang diterapkan Medco antara lain, mengendalikan biaya untuk memastikan tidak melewati biaya lifting di atas US$10 per barel. Selama 2020, perusahaan tidak berhenti melakukan eksplorasi lantaran program memang sudah berjalan (commited) seperti untuk ekplorasi pengeboran di Natuna, lalu eksplorasi fase 7 tambang Batu Hijau Amman Mineral (anak usaha Medco Energi) di Nusa Tenggara Timur.
"Bila 2021 harga minyak menembus US$60 per barel, maka eksplorasi akan lebih digalakkan karena kami memiliki kas lebih untuk risiko yang lebih besar," kata Hilmi. (E-3)
Tiongkok mengimbau komunitas global untuk memperkuat upaya menurunkan ketegangan dan mencegah krisis regional berdampak lebih luas.
"Indonesia harus menunjukkan kesiapan dan ketanggapan dalam menghadapi dampak lanjutan dari dinamika kawasan Timur Tengah.
Pascaserangan rudal Iran ke pangkalan militer AS, harga minyak jatuh dan saham AS melonjak.
PEMERINTAH memastikan tekanan global imbas perang Ira-Israel masih dapat dimitgasi. Gejolak yang terjadi pada perekonomian masih dalam batas aman dan belum mengkhawatirkan.
Harga minyak mengalami lonjakan tajam usai Amerika Serikat menyerang fasilitas nuklir Iran.
Penutupan Selat Hormuz diprediksi bakal mengganggu suplai minyak dunia, menyebabkan lonjakan harga, dan untuk sementara waktu mencegah kapal perang AS keluar dari Teluk Persia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved