Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Euforia Vaksin Angkat IHSG

Fetry Wuryasti
08/12/2020 04:00
Euforia Vaksin Angkat IHSG
Peluncuran logo baru BRI Danareksa Sekuritas dan peluncuran sharia online trading system D’One Syariah di Jakarta, kemarin.(DOK BRIDS)

INDEKS harga saham ga­bung­an (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup menguat seiring dengan euforia kedatangan vaksin covid-19 ke Indonesia. IHSG ditutup menguat 120,28 poin atau 2,07%ke posisi 5.930,76.

Sementara itu, kelompok 45 sa­ham unggul­an atau indeks LQ45 naik 20,07 poin atau 2,19% ke posisi 936,32.

“Penguatan IHSG dipicu adanya euforia terkait dengan kedatangan sebanyak 1,2 juta vaksin covid-19 buatan Sinovac dari Tiongkok ke Indonesia dengan pesawat Garuda Indonesia,” kata analis Bina Artha Sekuritas M Nafan Aji Gusta di Jakarta, kemarin.

Selain itu, sentimen lainnya ialah data cadangan devisa RI per November 2020 sebesar US$133,6 miliar masih relatif sama jika dibandingkan dengan periode Oktober 2020 sebesar US$133,7 miliar.

Menurut Nafan, angka tersebut masih disikapi positif oleh para pelaku pasar. Hal itu dise­babkan dari perspektif Bank In­donesia, cadangan devisa ter­­sebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Secara sektoral, seluruh sektor meningkat dengan sektor industri dasar paling tinggi, yaitu 3,72%, diikuti sektor manufaktur dan sektor aneka industri masing-masing 2,65% dan 2,45%. Penutupan IHSG diiringi aksi beli saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah beli bersih asing atau net foreign buyRp359,45 miliar.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.327.753 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan seba­nyak 25,84 miliar lembar saham senilai Rp17,32 triliun. Se­banyak 364 saham naik, 126 saham menurun, dan 138 saham tidak bergerak nilainya.

Mendekati pemulihan

Direktur Utama PT BRI Dana­reksa Sekuritas (BRIDS) Fride­rica Widyasari Dewi berharap kedatangan vaksin bisa meningkatkan minat investasi di pasar modal.

Kiki, demikian ia kerap disa­pa, menuturkan ekonomi Indo­ne­sia pada saat ini memang masih berjuang di tengah situasi pandemi. Kalau menengok ke belakang, lanjutnya, tahun lalu hampir seluruh analis sangat optimistis terhadap pertumbuh­­an ekonomi Indonesia dan dunia. Tidak ada yang pernah me­nyangka bahwa pandemi covid-19 hadir di awal 2020.

Fenomena covid-19 tadinya c­u­kup membuat pesimistis, tetapi indikator yang ada justru menunjukkan sesuatu yang luar biasa. Nilai transaksi harian di BEI sudah hampir kembali ke masa sebelum pandemi.

“Sebelum covid-19 sekitar Rp9 triliun per hari. Setelah covid-19, awal-awal turun Rp7 triliun per hari, tapi ytd (year to date) sudah Rp8,5 triliun per hari. De­mikian juga dengan rerata fre­kuensi transaksi harian. Ini fenomena mengejutkan, yaitu bangkitnya investor domestik ritel di pasar modal Indonesia. Ini peluang yang harus ditangkap,” ujarnya.

Dalam kesempatan berbeda, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menekankan ketersediaan vaksin dan penerapan protokol kesehatan merupakan syarat utama dalam mewujudkan pemulihan ekonomi dari tekanan krisis.

“Saya jelaskan ada satu kondisi prasyarat, yaitu adalah vak­sinasi dan disiplin protokol covid-19 karena memang episentrum permasalahan yang kita hadapi ini adalah covid-19,” kata Perry dalam diskusi daring kemarin.

Tak hanya itu, Gubernur BI menyebutkan syarat kedua dalam merealisasikan pemulihan ekonomi dari dampak covid-19 ialah adanya sinergi yang baik dari berbagai pihak. (Des/Ant/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya