Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
PERTAMINA tengah mengembangkan program gasifikasi batu bara yang dapat diproses menjadi bahan bakar pengganti LPG, yaitu DME (Dimethyl Ether). Hal ini ditunjukkan dalam penandatanganan nota kesepahaman kerjasama strategis gasifikasi batubara antara Pertamina dengan sejumlah perusahaan batubara di Jakarta, Senin (7/12).
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan, program gasifikasi batubara merupakan upaya perusahaan untuk mengembangkan energi alternatif dengan bahan baku yang banyak terdapat di Indonesia sekaligus mengurangi impor LPG.
“Program pengurangan impor BBM dan LPG ini sejalan dengan strategi Pertamina ke depan untuk mengoptimalkan sumber daya alam sebagai bahan baku energi sehingga dapat mengurangi impor dan defisit neraca perdagangan," ujar Nicke dalam keterangan resminya, Senin (7/12).
Nicke juga menekankan pentingnya penerapan teknologi yang tepat dalam program ini sehingga dapat mengurangi dampak lingkungan yang dikhawatirkan dari penggunaan batu bara.
"Dengan banyaknya sumber daya yang dimiliki Indonesia dan teknologi yang tepat, maka isu lingkungan dapat dibuktikan. Pemilihan teknologi menjadi kunci,” imbuhnya.
Dia menyampaikan, program ini perlu didukung oleh kepastian regulasi ke depannya sehingga menjadi stimulus untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, industri dan menciptakan lapangan kerja di Indonesia.
Baca juga : Cadangan Devisa Akhir November 2020 US$133,6 Miliar
Program gasifikasi batu bara, ungkap Nicke, menggandeng lebih banyak perusahaan batubara, diantaranya adalah PT Adaro Energy Tbk dan PT Indika Energy Tbk.
Menanggapi hal tersebut, Komisaris PT Adaro Energy Tbk Arini Saraswaty Subianto menjelaskan bahwa pihaknya mengapresiasi langkah Pertamina untuk mengembangkan gasifikasi batu bara.
“Selain membuka peluang diversifikasi serta pengembangan bisnis bagi Adaro dan Pertamina, kami berharap kerja sama ini dapat membawa banyak manfaat bagi Indonesia. Terutama dalam usaha untuk meningkatkan ketahanan energi nasional, menciptakan lapangan kerja baru, mengurangi beban subsidi pada APBN," jelas Arini.
Sementara Direktur Utama PT Indika Energy Tbk, Arsjad Rasjid mengatakan, pihaknya mendukung langkah Pertamina untuk mengembangkan gasifikasi batu bara.
“Kerja sama untuk melakukan kajian gasifikasi batubara ini merupakan wujud sinergi dan gotong-royong antara Pemerintah, BUMN, dan swasta yang sangat strategis," tandasnya. (OL-7)
Kementerian ESDMĀ mencatat produksi batu bara dari Januari hingga Juni 2025 mencapai 357,6 juta ton. Angka tersebut setara 48,34% dari target 2025 sebesar 739,7 juta ton.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan pemerintah menargetkan total investasi sebesar Rp13.000 triliun pada periode 2025-2029.
PT TBS Energi Utama membukukan pendapatan konsolidasian sebesar US$172,2 juta. Angka itu lebih rendah dibandingkah periode yang sama di tahun sebelumnya.
Wakil Menteri ESDM, Yuliot, mengatakan bahwa sejak 2020, Indonesia sudah memastikan diri untuk menjalankan program hilirisasiĀ dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009
Perusahaan tetap menjalankan strategi efisiensi biaya dan optimalisasi kontrak residual dari sektor perdagangan dan jasa batu bara.
AKTIVITAS distribusi ekspor batubara dari dan ke Pelabuhan Bunati, Kalimantan Selatan (Kalsel) terhambat akibat adanya pendangkalan dalam beberapa waktu terakhir.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved