Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

IHSG Dibayangi Pertarungan Virus dan Vaksin

FETRY WURYASTI
07/12/2020 05:00
IHSG Dibayangi Pertarungan Virus dan Vaksin
Layar menampilkan pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, beberapa waktu lalu.(ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

GERAK indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan pekan ini akan ditentukan respons investor terhadap perkembangan penyebaran covid-19 dan semakin dekatnya vaksin yang akan diberikan ke masyarakat.

Pada perdagangan akhir pekan lalu, IHSG ditutup melemah 0,21% ke level 5.810,48 seiring dengan peningkatan kasus covid-19 dari dalam negeri. Selain juga memang terdapat sentimen jenuh beli akibat indeks sudah bergerak cukup tinggi dalam dua pekan terakhir.

Namun, sentimen covid-19 ini amat besar mempengaruhi. Terbukti pada awal pekan lalu saat tersiar berita Presiden Joko Widodo kecewa dengan penanganan covid 19 dan juga hoaks di salah satu situs berita bahwa Gubernur DKI menarik rem darurat, investor langsung bereaksi dan melepas saham miliknya hingga indeks turun 2,96%.

“Dari dalam negeri masih minim sentimen dari data perekonomian. Selain itu kian tingginya kasus covid-19 cukup mencemaskan investor,” kata Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper.

Di sisi lain, perkembangan terakhir menunjukan bahwa kehadiran vaksin sudah semakin dekat. Sehingga terjadi pertarungan antara pesisme covid dan optimisme vaksin.

Vaksin Pfi zer-BioNTech dengan efektivitas 95% telah disetujui Inggris untuk darurat untuk vaksinasi. Dosis pertama Pfi zer siap disuntikkan mulai pekan ini.

Selanjutnya, Bahrain menjadi negara kedua di dunia yang memberikan otorisasi penggunaan darurat untuk vaksin Pfi zer-BioNTech. Rusia juga sudah memulai program vaksinasi covid-19 produksi negara sendiri yaitu Sputnik V dengan klaim 95% efektif.

Pfizer dan BioNTech juga mulai melakukan pengajuan di Australia, Kanada, dan Jepang. Lembaga negara Health Canada mengatakan, persetujuan vaksin kemungkinan akan datang lebih awal pada kuartal pertama 2021.

Namun, tantangan dan ketidakpastian ke depan tentu masih ada, terkait durasi waktu memproduksi dan mendistribusi sepenuhnya hingga memvaksinasi.

Dewan Gubernur Bank Sentral AS The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa prospek perekonomian masih sangat tidak pasti dan sangat bergantung terhadap vaksin, yang saat ini dapat mengendalikan penyebaran virus.

“Setidaknya angin sepoisepoi dari vaksin masih akan memberikan harapan kepada pasar,” kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus.

Simalakama

Nico mengatakan ada dua hal dapat dicermati. Pertama, apakah kenaikan angka kasus covid-19 akan menyebabkan lockdown atau PSBB diperketat jilid 3. Dan kedua, bila tidak dilakukan lockdown dan membiarkan kondisi berjalan seperti biasa, akankah ekonomi akan tetap bertahan.

“Ini akan menjadi buah simalakama bagi pemerintah jalan mana pun yang akan diambil,” kata Nico.

Apabila lockdown kembali diberlakukan, yang ada hanya memberikan shocked therapy kepada pasar, namun tidak menyelesaikan masalah karena justru menimbulkan masalah baru bagi prospek perekonomian ke depan.

“Maka pengendalian merupakan kunci. Kunci bagi sektor kesehatan, namun juga kunci bagi sektor perekonomian. Apabila pengendalian sejauh ini tidak berfungsi, maka apakah penyebarannya kian massif atau sistem pengendaliannya yang salah. Berarti harus ada yang diperbaiki,” tandasnya. (E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya