Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Padat Karya Bedah Rumah PUPR Serap 287 Ribu Pekerja

Insi Nantika Jelita
30/11/2020 08:53
Padat Karya Bedah Rumah PUPR Serap 287 Ribu Pekerja
Sejumlah anak Suku Bajo bermain di antara rumah yang telah direnovasi menjadi layak huni di Desa Samajaya, Konawe, Sulawesi Tenggara.(ANTARA/Jojon)

KEMENTERIAN Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), melalui Ditjen Perumahan, terus menggulirkan program Padat Karya Tunai (PKT) lewat Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) atau dikenal dengan Bedah Rumah yang telah menyerap 287.006 orang.

Menteri PUPR Basuki Hadimoeljono menuturkan, hingga 26 November 2020, realisasi BSPS sudah 93,46% dan telah mengucurkan dana senilai Rp4,47 triliun.

"Ini merupakan bentuk perhatian pemerintah kepada masyarakat berpenghasilan rendah untuk menghuni rumah yang layak. Saya harap program ini dapat meningkatkan kualitas hidup para penerima bantuan dengan memiliki rumah yang lebih layak, sehat dan nyaman," kata Basuki dalam keterangannya yang dikutip Senin (30/11).

Baca juga: Riset HFC Bank BTN : Harga Rumah Bergerak Naik

Di Daerah Istimewa Yogyakarta, misalnya, PUPR menyebut telah mengalokasikan penerima bantuan Program BSPS sebanyak 5.000 rumah tidak layak huni. Dari angka tersebut, sekitar 3.555 unit rumah sudah selesai dibangun.

"Kami terus berupaya melaksanakan pembangunan perumahan untuk masyarakat di Provinsi DI Yogyakarta dengan baik sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan," ujar Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Jawa III Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Mochammad Mulya Permana.

Dia menyatakan, masih ada 1.445 unit rumah di DI Yogyakarta yang masih dalam proses penyelesaian pembangunan.

Mulya menambahkan, BP2P Wilayah Jawa III akan menerjunkan petugas dari Satuan Kerja serta Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) untuk melakukan pemantauan dan pengawasan di lapangan. Apalagi saat ini pekerjaan fisik untuk pembangunan berjalan efektif tersisa sekitar satu bulan saja.

Selain itu, pihaknya juga meminta para tukang bangunan untuk mempercepat pembangunan rumah swadaya sesuai jadwal. Sedangkan, untuk para kontraktor dan pekerja serta mandor diminta selalu menerapkan protokol kesehatan.

"Pekerjaan fisik pembangunan sebisa mungkin harus sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Namun yang harus diperhatikan adalah para pekerja juga harus tetap melaksanakan protokol kesehatan guna menghindari terjangkit Covid-19," tutur Mulya.

Dia menjelaskan, rincian biaya yang dikeluarkan untuk peningkatan kualitas bangunan rumah adalah Rp15 juta untuk material bahan bangunan dan Rp2,5 juta untuk upah tukang. Sehingga total biaya yang untuk peningkatan kualitas rumah swadaya (PKRS) satu unit hunian adalah sebesar Rp17,5 juta. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik