Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
PROGRES pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) di Gresik, Jawa Timur, masih di bawah 10%. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan pembangunan smelter tersebut akan kelar dalam kurun waktu tiga tahun lagi.
"Pembangunan smelter dari PT Freeport Indonesia saat ini mencapai 5,86% dan direncanakan beroperasi pada 2023," ungkap Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR secara virtual, Senin (23/11).
Arifin menerangkan secara umum ada beberapa kendala yang dialami PT Freeport Indonesia dalam pembangunan smelter akibat adanya pandemi covid-19. Yang pertama ialah tertundanya delivery peralatan maupun kedatangan tenaga ahli dari negara luar.
"Kendala berikutnya adanya penerapan PSBB di Indonesia, sehingga menghambat mobilisasi tenaga kerja dan logistik dalam pembangunan smelter," kata dia.
Kendala berikutnya, ungkapnya, ialah kesepakatan pendanaan yang tertunda. Meski demikian, Arifin menuturkan, PT Freeport Indonesia melakukan berbagai upaya untuk menangani kendala tersebut. Yakni perusahaan pelat merah itu melakukan one on one meeting dengan pembangun smelter dan pihak kementerian lain seperti Kementerian Maritim dan Investasi.
Arifin juga menyebut secara umum sampai dengan November 2020, pembangunan fasilitas pemurnian atau smelter mencapai 18 unit.
"Terdiri dari nikel 12 unit, bauksit dua unit, besi satu unit, tembaga dua unit dan mangan satu unit. Diharapkan sampai 2024 akan diselesaikan 53 smelter dengan investasi US$19,9 miliar. Realisasi sampai November 2020 sebesar US$10,8 miliar," pungkas Arifin.
Sebelumnya, dalam keterangan pers Kementerian ESDM disebutkan, Undang-Undang Nomor 3 tahun 2020 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara mengamanatkan agar tidak lagi melakukan ekspor bahan mentah.
Hilirisasi di sektor mineral dan batubara (minerba), dikatakan Arifin, adalah kunci pengoptimalan dari produk-produk pertambangan minerba.
Menurutnya, hilirisasi akan menjadi andalan kedepan untuk berkontribusi pada penerimaan negara, selain dari pajak dan dari batubara. Gasifikasi batubara juga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan gas untuk rumah tangga.
Kemudian untuk mineral, ada tembaga, nikel, emas, timah, bauksit dan alumunium, semuanya itu merupakan bahan baku industri-industri berat yang bisa dioptimalkan pemanfaatannya di dalam negeri. (E-3)
Bupati Kolaka Amri Djamaluddin mengungkapkan kehadiran Smelter Merah Putih yang dibangun putra bangsa, PT Ceria Corp, merupakan sebuah pencapaian besar di Kabupaten Kolaka.
Bank Mandiri dan Ceria Corp memperkuat sinergi hilirisasi lewat ekspor perdana Low-Carbon Ferronickel (FeNi) dari smelter Merah Putih di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.
PT Mitra Murni Perkasa (MMP), anak usaha MMS Solution dan bagian dari MMS Group Indonesia (MMSGI), resmi memasuki tahap Power On untuk smelter nikel matte high grade.
Smelter Merah Putih milik PT Ceria yang berlokasi di Wolo, Kabupaten Kolaka, untuk pertama kalinya berhasil memproduksi ferronickel.
Smelter Merah Putih PT Ceria mengusung teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) berkapasitas 72 MVA.
PRESIDEN Republik Indonesia, Prabowo Subianto meresmikan smelter emas Precious Metal Refinery (PMR) milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved