Berkah Krisis, Transaksi Berjalan Kini bisa Surplus

Insi Nantika Jelita
20/11/2020 13:30
Berkah Krisis, Transaksi Berjalan Kini bisa Surplus
Transaksi berjalan Indonesia mencatatkan surplus(MI/Usman Iskandar)

SURPLUS  neraca pembayaran Indonesia (NPI) sebesar US$2,9 miliar diikuti juga surplus pada current account atau transaksi berjalan.

Setelah bertahun-tahun berada dalam posisi negatif,  pada triwulan III 2020 transaksi berjalan Indonesia mencatatkan surplus  US$1 miliar. 

"Surplus NPI yang berlanjut tersebut didukung oleh surplus transaksi berjalan maupun transaksi modal dan finansial," uungkap irektur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Onny Widjanarko dalam keterangan resminya, Jumat (20/11).

Pada triwulan sebelumnya, tercatat defisit transaksi berjalan  US$ 2,9 miliar atau 1,2% dari PDB. 

Presiden Joko Widodo pada saat mengelar rapat terbatas awal tahun lalu sempat menyentil defisit transaksi berjalan sebagai persoalan struktural yang harus dipecahkan Indonesia. Dengan transaksi berjalan yang positif, itu bisa menandakan kemerdekaan Indonesia dari tekanan ekonomi. Oleh karena itu Presiden Jokowi meminta para duta besar untuk meningkatkan diplomasi ekonomi guna menggenjot ekspor dan meminta para menteri untuk membuat industri substitusi impor. 

Namun demikian sejatinya surplus transaksi berjalan yang saat ini tidak didukung oleh penurunan impor yang berasal dari substisusi impor. Namun karena turunnya aktivitas perekonomian sehingga impor juga menurun. 

"Surplus transaksi berjalan ditopang oleh surplus neraca barang seiring dengan perbaikan kinerja ekspor di tengah masih tertahannya kegiatan impor sejalan dengan permintaan domestik yang belum kuat," ungkap Onny

Sementara itu,  defisit neraca jasa meningkat dipengaruhi oleh peningkatan defisit jasa perjalanan karena kunjungan wisatawan mancanegara yang masih rendah. Lalu, ada peningkatan defisit jasa lainnya seperti jasa telekomunikasi, komputer, dan informasi seiring peningkatan impor jasa untuk kebutuhan penunjang aktivitas masyarakat yang lebih banyak dilakukan secara daring selama pandemi COVID-19.

"Sedangkan defisit neraca pendapatan primer meningkat, terutama didorong oleh pembayaran imbal hasil atas investasi langsung yang meningkat," jelas Onny. (E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud
Berita Lainnya