Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
INDONESIA resmi jatuh ke dalam jurang resesi. Badan Pusat Statistik, Kamis (5/11), merilis angka pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal ketiga kembali berada di level negatif yakni -3,49%. Sebelumnya, pada kuartal kedua, pertumbuhan ekonomi jeblok sampai -5,32%.
Ketua Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan pemerintah akan bekerja keras untuk memulihkan kondisi perekonomian di kuartal terakhir 2020. Salah satu strategi yang akan diterapkan ialah mendorong peran swasta lebih besar lagi.
Sebagaimana diketahui, sektor swasta berkontribusi sampai 70% terhadap perekonomian nasional. Adapun BUMN hanya menyumbang 16%.
Atas dasar itu, pemerintah akan memperkuat stimulus untuk memperkuat peran swasta di sisa kuartal tahun ini. "Mulai dari akses ke pinjaman modal, hingga penjaminan kredit akan kita berikan," ujar Budi kepada wartawan, Kamis (5/11).
Baca juga: Sah, Ekonomi Indonesia Masuk Fase Resesi
Selain itu, pemerintah juga akan melibatkan swasta dalam berbagai program perlindungan sosial yang sekarang tengah digencarkan. "Kita bisa libatkan swasta dalam distribusi bantuan sosial sembako. Jadi nanti akan ada perputaran ekonomi di sana," tandas dia. (P-2)
KEPALA Pusat Makroekonomi dan Keuangan Indef M. Rizal Taufiqurrahman menilai pemerintah gagal mengoptimalkan ruang fiskal di tengah perlambatan ekonomi dan meningkatkan risiko resesi.
Indonesia dihantui resesi karena pertumbuhan ekonomi yang mengkhawatirkan. Pada triwulan pertama 2025, pertumbuhan ekonomi nasional hanya 4,87%, terendah sejak triwulan ketiga 2021.
Pengamat meminta pemerintah untuk segera mengambil langkah antisipatif untuk mencegah resesi, mengingat perkembangan secara triwulanan (q to q) juga tercatat minus 0,98%.
Resesi, Resesi ekonomi: Pelajari penyebab, dampak, dan cara menghadapinya. Panduan lengkap untuk memahami dinamika ekonomi yang penting.
KEBIJAKAN tarif resiprokal yang dikeluarkan Amerika Serikat untuk sejumlah negara, termasuk Indonesia, mendorong gejolak perekonomian.
Pasar saham AS mengalami penurunan tajam pada Senin, dengan Dow Jones jatuh lebih dari 850 poin di tengah kekhawatiran resesi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved