Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Bank Dunia Kucurkan US$1 Juta untuk Sektor Perikanan RI

Insi Nantika Jelita
30/10/2020 13:28
Bank Dunia Kucurkan US$1 Juta untuk Sektor Perikanan RI
Sejumlah nelayan mencari ikan di pesisir Indramayu, Jawa Barat.(Antara/Dedhez Anggara)

BANK Dunia bekerja sama dengan pemerintah Indonesia telah meluncurkan Coastal Fisheries Initiative Challenge Fund. Melalui pembiayaan sebesar US$1 juta dari Global Environment Facility, Challenge Fund bertujuan mendukung investasi berkelanjutan di sektor perikanan Indonesia.

“Ini untuk meningkatkan nilai ekonomi dan sosial dari sektor ini. Serta, mendukung kesejahteraan dan mata pencaharian masyarakat yang bergantung pada perikanan pesisir,” kata Practice Manager untuk Environment, Natural Resources and Blue Economi Bank Dunia Ann Jeannette Glauber dalam keterangan resmi, Jakarta, Jumat (30/10).

Nantinya, prakarsa baru dari Indonesia Sustainable Oceans Program (ISOP) Bank Dunia ini bekerja sama dengan calon penanam modal. Terutama dalam pengembangan rencana bisnis untuk sektor perikanan berkelanjutan.

Baca juga: Potensi Perikanan Udang di Laut Arafura Capai Rp10 Triliun

Kemudian, mempromosikan peluang investasi sektor swasta dalam sektor perikanan berkelanjutan. Tidak kalah penting, lanjut Ann, berbagi pembelajaran dari keberhasilan investasi sebelumnya. Serta, membangun kemitraan antara komunitas nelayan dan bisnis yang mengutamakan kelestarian.

Indonesia dilaporkan sebagai penghasil perikanan terbesar kedua di dunia. Sektor ini menghasilkan pendapatan dari ekspor sekitar US$4,1 miliar per tahun. Kinerja sektor perikanan menunjang lebih dari 7 juta pekerjaan dan menyediakan lebih dari 50% protein hewani di dalam negeri.

Baca juga: Bank Dunia Naikkan Status RI, Jokowi: Patut Disyukuri

Akan tetapi, Bank Dunia menilai industri ini menghadapi ketidakpastian. Dengan sebagian stok perikanan pesisir berisiko terhadap penangkapan berlebih. Termasuk, keterbatasan rencana pengelolaan yang efektif, data dan penelitian yang tidak memadai, serta terbatasnya peluang untuk berinvestasi pada penangkapan ikan yang bertanggung jawab.

Fokus utama dari Challenge Fund, lanjut Ann, berada pada perikanan kakap dan tuna di laut Arafura dan Sawu. Serta, perairan kepulauan di sekitarnya. Program ini dipandu Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, berikut Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.(OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya