Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Bank Dunia Revisi Proyeksi Ekonomi Indonesia

M. Ilham Ramadhan Avisena
29/9/2020 16:02
Bank Dunia Revisi Proyeksi Ekonomi Indonesia
Pekerja berjalan di saat jam pulang kantor di kawasan Sudirman, Jakarta, Jumat (25/9/2020).(MI/Adam Dwi)

KEPALA Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu menuturkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh Bank Dunia masih sejalan dengan prakiraan pemerintah.

"Secara umum, outlook Bank Dunia masih sejalan dengan asesmen pemerintah terkini yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada dalam rentang -1,7% hingga -0,6%," ujar Febrio melalui keterangan resmi, Selasa (29/9).

Dalam publikasi East Asia and Pacific Economic Update bertema From Containment to Recovery itu, Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran -2,0% hingga -1,6%. Angka itu turut merevisi proyeksi sebelumnya pada Juni 2020 yang meramal ekonomi Indonesia akan tumbuh 0%.

Febrio menambahkan, beberapa institusi internasional lain juga telah memublikasikan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Asian Development Bank (ADB) misalnya, memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh -1,0% dan OECD memproyeksikan ekonomi nasional akan tumbuh -3,3%.

Proyeksi anyar yang dirilis Bank Dunia, kata Febrio, mengacu dari berbagai faktor dampak pandemi seperti pembatasan mobilitas, peningkatan risiko kesehatan dan pelemahan ekonomi global yang berpengaruh pada kondisi domestik.

Permintaan domestik yang relatif rendah menahan indikator makro lainnya terjaga. Misal, tingkat inflasi di angka 2,1% dan defisit neraca transaksi berjalan sekitar 1,3% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Bank Dunia juga memperkirakan ekonomi Indonesia akan melalui proses pemulihan pada 2021 hingga 2022 meski risiko pandemi covid-19 masih ada. Indonesia diprediksi akan memiliki pertumbuhan di kisaran 3% hingga 4,4% di 2021 dan 5,1% di 2022.

Proyeksi itu didasari pada baseline pertumbuhan ekonomi yang rendah di 2020 serta adanya potensi pertumbuhan -0,6 poin dibandingkan kondisi sebelum pandemi. Konsekuensi dari investasi dan produktivitas yang lebih rendah turut menjadi dasar penghitungan lain Bank Dunia. (E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya