Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
BELANJA pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan senjata utama di kala pandemi berdampak signifikan pada perekonomian nasional.
Keduanya, menjadi tulang punggung kehidupan perekonomian Tanah Air untuk bergerak dalam koridor pemulihan dan meminimalisasi dampak pelemahan.
Demikian disampaikan Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam webinar Sinergi Pengawasan APIP, SPI, APH bertajuk Sinergi Mengawal Negeri, Menuju Indonesia Maju, Selasa (29/9). “Covid pertama di Indonesia muncul pada Maret, pada Februari sudah ada negara yang tertekan. Pada saat itu pula kita berpikir bahwa anggaran negara harus menjadi tulang punggung kehidupan ekonomi,” imbuhnya.
“Anggaran kita terimbas, ekonomi yang turun, penerimaan pajak turun dan ini dialami oleh APBN dan APBD. Kalau penerimaan turun, maka pertanyaanya adalah bisa kah kita menurunkan belanja supaya budget tetap baik. Jawabannya simpel, tidak mungkin menurunkan belanja di saat seperti ini, karena belanja APBN dan APBD menjadi tulang punggung. Penerimaan turun, belanja naik, maka terjadi defisit,” sambung Suahasil.
Pelebaran defisit itu merupakan langkah luar biasa yang diambil pemerintah mengoptimalkan belanja negara untuk menahan pelambatan ekonomi. Indonesia, kata Suahasil, diakui oleh dunia sebagai negara yang mampu mengelola keuangan secara baik dengan menjaga defisit selalu di bawah 3% setiap tahunnya sejak 2003 silam.
Karena pandemi, pemerintah merancang Perppu 1/2020 dan kemudian disahkan menjadi UU 2/2020 yang mengizinkan bendahara negara melebarkan defisit melampaui 3% hingga 2022. Defisit APBN di 2020 diproyeksikan mencapai 6,34% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Di 2021, dalam RAPBN yang masih dibahas bersama DPR, defisit diproyeksikan mencapai 5,7%.
Naiknya defisit dan optimalisasi belanja pemerintah itu tercermin melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pada tahun ini yang dianggarkan sebesar Rp695,2 triliun. Anggaran itu kemudian dibagi ke dalam 6 bidang sektor utama yakni kesehatan, perlindungan sosial, dukungan UMKM, insentif dunia usaha, dukungan sektoral Kementerian/Lembaga dan pemda, dan pembiayaan korporasi.
“6 sektor itu kita jalankan melalui APBN dan APBD, di sini peran APIP (Aparat Pengawas Internal Pemerintah), SPI (Satuan Pengawas Internal), APH (Aparat Penegak Hukum), pengawas dan lainnya untuk memastikan bahwa seluruh kegiatan tersebut dalam waktu singkat tetap akuntabel dan berjalan dengan cepat. Untuk realisasi yang baik, bukan hanya sekadar menggelontorkan uang, tapi juga tetap mengikuti tata kelola dan regulasi yang ada,” jelas Suahasil.
Realisasi belanja program PEN harus berjalan dengan cepat dan tepat. Fungsi APIP, kata Suahasil, ialah meninjau perencanaan pelaksanaan penyerapan dan memastikan segala peraturan serta desain tata kelola berjalan dengan baik dan benar. Satuan pengawas juga perlu memastikan eksekusi program berlangsung dengan benar hingga memastikan itu terserap sesuai peruntukkan atau tepat sasaran.
Sebab, sasaran yang ada dari beberapa program PEN bisa jadi merupakan subyek yang sama. Misal, satu rumah tangga berkategori miskin atau rentan akan mendapatkan bantuan sosial. Namun bila rumah tangga itu memiliki usaha mikro, maka dia juga bisa mendapatkan bantuan dari program dukungan UMKM.
Suahasil bilang, hal itu bukan merupakan bentuk inkonsistensi pemerintah dalam memberikan bantuan. Karena pada tiap program sasarannya telah disusun oleh pengambil kebijakan. “Ini bukan tumpang tindih, tapi ini bentuk nyata dukungan pemerintah untuk mendukung masyarakat, dunia usaha yang taat pajak. Kalau BLT Dana Desa hanya untuk rumah tangga yang belum menerima PKH dan Sembako, karena ini untuk rumah tangga. Lain cerita kalau dia rumah tangga dan mendapatkan dukungan isnentif usaha mikro,” kata dia.
“Sinergi dan kolaborasi antara APH, APIP, SPI dan pembuat kebijakan, ini perlu terus dilakukan sehingga bisa didapatkan sinergi yang bisa merumuskan kebijakan akuntabel, efisien, cepat dan sesuai aturan. Dua aspek ini menjadi penting bagi APIP,” pungkas Suahasil. (E-1)
"Yang menjadi perhatian kita, persiapannya sudah dua tahun dan APBN dikeluarkan tidak sedikit termasuk merenovasi stadion dan sebagainya."
Selain aspek hukum harus juga diperhatikan etika, asas kepatutan dan prinsip pengelolaan APBN yang sehat, inklusif dan bermanfaat bagi masyarakat luas.
Anggaran kelurahan tidak hanya dari APBD, tapi juga dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Hari ini kondisi Sulawesi Tengah perlu dana yang sangat besar untuk menyelesaikan berbagai persoalan mulai dari infrastruktur hingga ekonomi.
"Berkurang sebesar Rp25.459.080.122 atau 20,21% dari usulan kebutuhan anggaran Polri 2021," ungkap dia.
Berdasarkan hasil rapat Badan Musyawarah (Bamus) DPRD DKI Jakarta, pengesahan akan diawali dengan penelitian akhir di rapat pimpinan gabungan yang akan digelar pada Selasa (7/9) besok.
My Fruit Vegetables merupakan hasil inovasi dalam pengembangan produksi sayuran guna memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap konsumsi pangan nabati yang berkualitas.
Saat ini, ada beragam jenis kulkas di pasaran. Agar pilihan bisa tepat sesuai kebutuhan, coba ikuti kiat berikut!
Perilaku kita dalam berbelanja turut berpengaruh pada kelestarian lingkungan dan kesejahteraan pekerja. Mari terapkan prinsip-prinsip belanja etis.
Dunia fashion preloved semakin berkembang dengan adanya berbagai acara dan pasar yang mendukung penjualan barang-barang preloved berkualitas.
ISSA Group kembali menggelar Pop-Up Booth & Exhibition dengan konsep One Stop Shopping di Main Atrium Pondok Indah Mall 2
Muslim LifeFair Bekasi menghadirkan sekitar 100 brand dari 150 booth meliputi produk fesyen ikhwan dan akhwat, kuliner halal, travel umrah, hingga sekolah Islam.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved