Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
MEMBAIKNYA daya beli warga dan pelonggaran berbagai aktivitas sosial seiring implementasi adaptasi kebiasaan baru (AKB) telah meningkatkan penjualan eceran di sejumlah daerah.
Demikian hasil survei Bank Indonesia (BI) selama Juli 2020. Indeks penjualan riil selama Juli mengalami perbaikan dari kontraksi menjadi -12,3% atau membaik dari bulan sebelumnya sebesar -17,1%.
“Meningkatnya kinerja penjualan eceran didorong daya beli masyarakat yang membaik,” kata Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI, Onny Widjanarko, melalui rilis yang diterima, kemarin.
Penjualan pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami kontraksi paling rendah, dengan pertumbuhan -1,9%. Perbaikan juga terjadi pada kelompok barang budaya dan rekreasi dengan pertumbuhan -38,7% atau membaik dari bulan sebelumnya sebesar -44,6%.
Onny menjelaskan, secara spasial, membaiknya penjualan eceran terjadi hampir di semua kota. Dari 10 kota yang disurvei, penjualan eceran di Manado meningkat 32,4%. Kota lain menunjukkan fase kontraksi, seperti Semarang dengan pertumbuhan -15,2%, Surabaya dengan pertumbuhan -0,4%, dan Banjarmasin tumbuh -32,4%.
Bank sentral memprediksikan, Agustus 2020 penjualan eceran ditopang oleh hampir semua kelompok barang. Pertumbuhan indeks penjualan riil (IPR) Agustus 2020 diprakirakan -10,1%, membaik dari bulan sebelumnya.
Hanya, dari sisi harga, tekanan inflasi pada Oktober 2020-Januari 2021 cenderung meningkat. Hal itu tecermin dari indeks ekspektasi harga umum (IEH) 3 dan 6 bulan mendatang yang sebesar 133,7 dan 157,7. Itu lebih tinggi daripada periode sebelumnya yang sebesar 131,5 dan 156,1.
“Responden memperkirakan kenaikan harga dipengaruhi gangguan distribusi barang dan jasa seiring datangnya musim hujan,” lanjut Onny.
Dalam menanggapi hal itu, VP Economist Bank Permata, Josua Pardede, memperkirakan penjualan eceran meningkat pada Agustus karena indeks keyakinan konsumen (IKK) mengalami peningkatan bulanan sebesar 0,82% menjadi 86,90.
“Kenaikan IKK ini mengindikasikan pulihnya kepercayaan masyarakat yang mendorong peningkatan aktivitas produksi. Kenaikan penjualan juga mendorong aktivitas manufaktur di Indonesia. Peningkatan penjualan eceran ini sekaligus mengindikasikan ada pemulihan ekonomi secara gradual,” ujar Josua.
Kendati demikian, menurut Josua, pemerintah perlu mencermati pertumbuhan ekonomi yang belum benar-benar pulih karena masih berpotensi terkon- traksi pada triwulan ketiga.
“Pemerintah perlu secepatnya mencairkan bansos seiring pertumbuhan penjualan eceran bahan makanan yang masih relatif lambat, yaitu sekitar 0,3% pada Juli dan Agustus,” tandas Josua. (Try/X-3)
MENTERI PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy mendorong reindustrialisasi sebagai langkah strategis untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional.
ARAH pertumbuhan ekonomi Indonesia dinilai semakin suram. Indikator-indikator utama terus melemah, kebijakan publik dianggap belum efektif.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, Indonesia membutuhkan pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan investasi yang tinggi guna mencapai target pertumbuhan ekonomi.
Langkah pemerintah melakukan deregulasi terkait impor dan kemudahan berusaha diapresiasi.
HIMPUNAN Kawasan Industri Indonesia (HKI) menegaskan perlunya langkah konkret untuk memperkuat ekosistem investasi kawasan industri di tengah target ambisius pemerintah
PENURUNAN tajam peringkat daya saing Indonesia dalam laporan IMD World Competitiveness Ranking 2025 tidak lepas dari merosotnya efisiensi pemerintah dan efisiensi bisnis.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved