Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
CENTER of Reform on Economics (CORE) Indonesia menilai pemerintah tidak perlu terlalu mengejar pertumbuhan ekonomi agar terhindar dari resesi.
Menurut Ekonom Senior CORE Indonesia Hendri Saparini, pemerintah justru harus melakukan optimalisasi ekonomi dalam negeri. Sehingga bisa menciptakan ekonomi yang adil.
“Sebaiknya kita tidak mengejar pertumbuhan positif. Tidak apa kita tidak tumbuh tinggi karena kita memang resesi, dan secara global banyak yang resesi. Yang penting adalah mengoptimalkan potensi dari dalam negeri.,” katanya dalam diskusi secara virtual, Jumat (21/8).
Adapun potensi optimalisasi ekonomi dalam negeri berdasarkan 4 sumber pertumbuhan ekonomi. Di antaranya konsumsi rumah tangga, pemerintah, ekspor, dan impor. Menurutnya dengan mendorong konsumsi rumah tangga akan memberikan dukungan masyarakat melakukan spending (pengeluaran). Sehingga bisa menyerap produk dalam negeri juga.
Baca juga : Hadapi Bonus Demografi, Indonesia Perlu Genjot Industri Manufaktur
“Menurut saya, apakah ini satu upaya yang baik, iya, tapi saya mohon untuk lebih fokus. Artinya Q3 itu hanya tinggal satu bulan lagi,” imbuhnya.
Pihaknya pun mengingatkan pemerintah untuk tetap mendorong industri manufaktur. Terlebih dalam kondisi pandemi covid-19 ini. Karena sektor ini lah yang bisa menyerap tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan.
“Tapi sekali lagi, yang kita kejar bukan sekedar pertumbuhan ekonomi, tapi bagaimana ekonomi ini meski 0% tapi lebih adil. Tapi kalau sekedar mengejar pertumbuhan tidak negatif, tapi menciptakan permasalahan lain, ya sama saja,” pungkasnya. (OL-7)
KEPALA Pusat Makroekonomi dan Keuangan Indef M. Rizal Taufiqurrahman menilai pemerintah gagal mengoptimalkan ruang fiskal di tengah perlambatan ekonomi dan meningkatkan risiko resesi.
Indonesia dihantui resesi karena pertumbuhan ekonomi yang mengkhawatirkan. Pada triwulan pertama 2025, pertumbuhan ekonomi nasional hanya 4,87%, terendah sejak triwulan ketiga 2021.
Pengamat meminta pemerintah untuk segera mengambil langkah antisipatif untuk mencegah resesi, mengingat perkembangan secara triwulanan (q to q) juga tercatat minus 0,98%.
Resesi, Resesi ekonomi: Pelajari penyebab, dampak, dan cara menghadapinya. Panduan lengkap untuk memahami dinamika ekonomi yang penting.
KEBIJAKAN tarif resiprokal yang dikeluarkan Amerika Serikat untuk sejumlah negara, termasuk Indonesia, mendorong gejolak perekonomian.
Pasar saham AS mengalami penurunan tajam pada Senin, dengan Dow Jones jatuh lebih dari 850 poin di tengah kekhawatiran resesi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved