Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
MENTERI Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan dalam kondisi saat ini tidak perlu memikirkan resesi atau tidak, karena perekonomian global saat ini memang sedang mengalami masa sulit sebagai dampak wabah covid.
Saat ini, ekonomi dunia sedang jatuh dalam resesi karena terjadi di 105 negara sudah resesi hingga 2 kuartal ekonomi turun dan semakin dalam.
"Resesi atau tidak resesi saya rasa tidak terlalu relevan dalam kondisi sekarang. Namun yang perlu kita lihat seperti Tiongkok pada kuartal I sempat negatif 6% namun saat ini pertumbuhan ekonominya sudah mencapai 3% atau negara lainnya yang menunjukkan peningkatan perekonomian negaranya," kata Airlangga saat diskusi daring Mengatasi Pandemi dan Mencegah Krisis Ekonomi yang diselenggarakan Tempo, Kamis (20/8).
Ekonomi Indonesia kuartal I 2020 hanya menyentuh 2,97% lalu anjlok ke minus 5,32%. Meski begitu jika dilihat indikator positif sudah terlihat seperti perdagangan yang sudah surplus di kuartal III mencapai USD3,26 miliar ini didorong sektor industri yang besarnya 82%.
"Artinya dunia mulai sudah terlihat dari berbagai chart terburuknya maret-april seperti IHSG, harga minyak, hingga nilai tukar rupiah. Setelah itu ada rebound rupiah juga lebih stabil," ujar Airlangga.
"Kemudian rencana pertumbuhan (perekonomian) kita yang akan dibahas di DPR itu prediksinya sampai akhir Desember itu mudah-mudahan bisa di atas 0% atau 0,25%. Tentunya ini akan lebih baik dibandingkan negara maju lainnya," tambah politisi Partai Golkar tersebut.
Perekonomian Inggris sendiri hingga desember diprediksi negatif 9,5%, Malaysia negatif 3,2%, Thailand negatif 5,7%, dan Jerman negatif 6,2%. Oleh karena itu, beberapa langkah sudah diambil pemerintah seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang tidak mendorong perekonomian minus lebih dalam.
Selain itu pemerintah membuat stimulus hingga 2021, pemerintah melihat situasi pandemi ini sebagai multi years sehingga vaksin diharapkan bisa ditemukan tahun depan. (OL-4)
KEPALA Pusat Makroekonomi dan Keuangan Indef M. Rizal Taufiqurrahman menilai pemerintah gagal mengoptimalkan ruang fiskal di tengah perlambatan ekonomi dan meningkatkan risiko resesi.
Indonesia dihantui resesi karena pertumbuhan ekonomi yang mengkhawatirkan. Pada triwulan pertama 2025, pertumbuhan ekonomi nasional hanya 4,87%, terendah sejak triwulan ketiga 2021.
Pengamat meminta pemerintah untuk segera mengambil langkah antisipatif untuk mencegah resesi, mengingat perkembangan secara triwulanan (q to q) juga tercatat minus 0,98%.
Resesi, Resesi ekonomi: Pelajari penyebab, dampak, dan cara menghadapinya. Panduan lengkap untuk memahami dinamika ekonomi yang penting.
KEBIJAKAN tarif resiprokal yang dikeluarkan Amerika Serikat untuk sejumlah negara, termasuk Indonesia, mendorong gejolak perekonomian.
Pasar saham AS mengalami penurunan tajam pada Senin, dengan Dow Jones jatuh lebih dari 850 poin di tengah kekhawatiran resesi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved