Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

BNI Garap Bisnis Internasional

RO/E-1
18/8/2020 06:00
BNI Garap Bisnis Internasional
Seorang teller PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menghitung uang pecahan Rp100 ribu di Kantor Pusat BNI, Jakarta.(ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk (BNI) menegaskan posisinya menjadi pemain utama bisnis perdagangan dan pembayaran (payment)  internasional dalam industri perbankan di Indonesia.

Saat ini BNI memiliki enam kantor cabang luar negeri (KCLN) di pusat bisnis Internasional , yakni di Singapura, Hong Kong, Tokyo, Seoul, London, dan New York, serta satu sub-branch di Osaka.

Keberadaan kantor cabang itu tidak sekadar memberikan keunggulan terhadap bisnis international banking BNI, tapi juga berkontribusi secara signifikan terhadap laba bersih perseroan dari bisnis internasional yang selama 2019 tumbuh 84,6%.

Pemimpin BNI KCLN London, Bani Iqbal, menuturkan bahwa di kota itu BNI berfokus melayani aktivitas pebisnis Indonesia di Inggris dan pengusaha Inggris di Indonesia.

“Fasilitas kami tidak hanya dari sisi pembiayaan, tapi juga asistensi advisory. Misalkan saja ada nasabah Jakarta yang salah satu unit usahanya ingin trading komoditas di pasar Eropa, lantas hendak membuka perusahaan di London, jadi kami bantu itu,” ujar Iqbal.

Semua pelayanan itu  dapat membantu Indonesia meningkatkan ekspor.

Iqbal juga menjelaskan adanya fasilitas export trade agency (ECA) yang bisa dimanfaatkan. BNI KCLN London menjalin kerja sama dengan ECA sejak tiga tahun lalu agar fasilitas ini dapat dimanfaatkan pelaku usaha di Tanah Air.

Dengan berbagai pendekatan tersebut, BNI London mencatatkan pertumbuhan kinerja yakni aset tumbuh 16,4% di atas rata-rata industri, pinjaman tumbuh 42,3%, dan pendanaan (funding)16,2%, dan net profit naik 78,9%.

Di Korea Selatan, BNI juga mengoptimalkan layanan bagi sekitar 40 ribu warga negara Indonesia yang bekerja di sana.

“Salah satu bisnis kami ialah mengoptimalisasi diaspora Indonesia yang ada di Korea,” ujar pemimpin BNI KCLN Seoul, Anisfu.

Kaum milenial mendominasi jumlah pekerja migran Indonesia di Korea Selatan dengan rata-rata usia 30 tahun dan pendapatan Rp20 juta hingga Rp25 juta per bulan.

Di New York, KCLN BNI mempunyai peran penting sebagai sumber funding dalam mata uang dolar. Kantor perwakilan yang berdiri sejak 1978 itu telahmenciptakan inisiatif baru, yakni meluncurkan program certificate of deposit (CD) sebesar US$1 miliar dan berlaku selama dua tahun. (RO/E-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik