Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Petani di Jember Dilatih Terapkan Pertanian Cerdas Iklim

Mediaindonesia.com
13/8/2020 20:13
Petani di Jember Dilatih Terapkan Pertanian Cerdas Iklim
PARA petani Kabupaten Jember, Jawa Timur, diharapkan paham dan menerapkan pertanian cerdas iklim.(Dok. Pribadi)

PARA petani Kabupaten Jember, Jawa Timur, diharapkan paham dan menerapkan pertanian cerdas iklim (climate smart agriculture).  
Untuk itu, para petani akan disokong oleh penyuluh, dosen, guru, dan widyaiswara.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pihaknya telah menggelar training of master trainer dan training of trainer climate smart agriculture Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP). Penyuluh, dosen, guru, dan Widyaiswara, sepakat membangun SDM pertanian yang cerdas iklim.

Baca juga: Di Kendal, Mentan Minta Tingkatkan Produksi Jagung Pakan Ternak

“Berkat kerja keras tanpa henti, para petugas baik penyuluh, dosen dan widyaiswara, petani, juga petugas lapangan lainnya, pertanian akan mampu memenuhi kebutuhan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia," kata Syahrul dalam keterangan di Jakarta, Kamis (13/8/2020).

Dalam melaksanakan ToT dan ToM, Kementerian Pertanian menggunakan modul yang disusun oleh para ahli dari dari Badan Litbang Pertanian. Lebih jauh Syahrul mengapresiasi semangat para insan pertanian untuk memajukan sektor pertanian.

"Berkat kerja keras para pelaku di sektor pertanian berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Produk Domestik Bruto (PDB) pertanian tumbuh 16,24% pada triwulan II 2020 (q to q) di saat sektor lain tumbuh negatif,” terang dia.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi, mengatakan untuk mempersiapkan petani yang cerdas iklim, peserta berkesempatan melakukan praktik sekaligus belajar di Balai Pelatihan Pertanian.

“Yang dipraktikkan itu banyak, seperti penggunaan alat mesin pertanian (alsintan), penggunaan dan pembuatan pupuk organik, pengolahan limbah pertanian, penerapan organisme pengganggu yanaman (OPT) ramah lingkungan, uji benih, dan uji fisik tanah,” kata Dedi.

Adapula praktik penerapan pengairan basah dan kering dan mata latihan lain sesuai modul yang mengajarkan materi inti dari penerapan pertanian cerdas iklim (CSA). Dalam pelatihan itu, diselipkan pesan untuk mematuhi protokol pencegahan penyebaran covid-19.

Baca juga: HKTI Dukung Kerja Mentan Capai Kedaulatan Pangan

Salah seorang peserta dari  Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Ambulu, Jember Rahmad Darmawan, menyatakan, latihan yang ia ikuti sangat bermanfaat. Pengalaman itu akan dijadikan bekal dalam melatih para petani penerima manfaat di wilayah kerjanya.

"Saya akan mengajak para petani di wilayah kerja saya untuk segera menerapkan pertanian cerdas iklim yang ramah lingkungan agar produk pertanian meningkat, berkualitas, dan lingkungan lebih lestari," tuturnya. (RO/A-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya