Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Petugas POPT Kediri Berhasil Kendalikan Hama Ulat Grayak

Mediaindonesia.com
09/8/2020 13:16
Petugas POPT Kediri Berhasil Kendalikan Hama Ulat Grayak
Petugas pengendali Organisme Penganggu Tumbuhan (POPT) Kabupaten Kediri bersama petani mengatasi hama ulat grayak. (Ist/Kementan)

BERKAT pengendalian awal, tanaman jagung petani di desa Paron Kediri berhasil diselamatkan dari serangan hama ulat grayak frugiperda (UGF). Gerakan pengendalian seluas 2 hektare ini dilakukan petugas pengendali Organisme Penganggu Tumbuhan (POPT) Kabupaten Kediri, Jawa Timur, bersama petani. 

“Kami bisa memastikan kondisi aman, karena kami melakukan pengamatan rutin di lapangan, sehingga tau betul keadaan tanaman di daerah kami,”ujar Riyono Yekti koordinator Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Kabupaten Kediri, Minggu (9/8).

Riyono membenarkan pemberitaan di media massa bahwa di daerahnya terkena serangan hama ulat grayak. Namun luasan yang terdampak sangat kecil dan sudah dilakukan pengendalian sehingga tidak berpengaruh pada produksi jagung seperti yang diberitakan.

Riyono menjelaskan tanaman jagung kurang dari 40 hari setelah tanam (HST) yang terserang itu masih bisa tumbuh normal dan tetap akan berbuah. Pasalnya pada umur tersebut, tanaman jagung tanaman bisa mengkompensasi kerusakan daun yang telah termakan ulat. 

“Pada awal Agustus 2020 ini kondisi pertanaman jagung di desa tersebut telah membaik dan terus kami monitor di lapangan untuk mengantisipasi potensi serangan ulat berikutnya,” jelasnya.

Rahayu Aryati, Kepala Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) Proteksi Tanaman Pangan Provinsi Jawa Timur, menyebutkan berdasarkan data yang dihimpun Balai Proteksi Tanaman Pangan Provinsi Jawa Timur serangan ulat grayak di Kabupaten Kediri seluas 38 ha dari total luas pertanaman jagung lebih dari 14.600 ha atau sekitar 1,26%.

“Alhamdulilah untuk serangan hama ulat grayak tahun ini tidak terlalu bepengaruh signifikan, hal ini berkat pengamatan dan kesigapan petugas POPT dilapangan," tutur Irita.

"Ke depan kami berharap para petugas POPT dan petani untuk tetap rutin melakukan pengamatan kelapangan, hal ini untuk mencegah meluasnya serangan dan meminimalisir resiko gagal panen," pintanya. (OL-09)

Di tempat terpisah Edy Purnawan Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Kementan mengapresiasi hal yang dilakukan oleh Aryati bersama jajarannya. Berkat kesigapan petugas petani tidak mengalami gagal panen. 

"Kunci keberhasilan dalam mengamankan tanaman dari serangan hama adalah pengamatan. Dengan pengamatan akan didapat informasi yang akurat dan cepat sehingga tindakan yang harus dilakukan bisa tepat sasaran dan panen yang dihasilkan tetap optimal," ucap Edy.

Selama pandemi Covid 19 seperti sekarang, sektor yang paling disorot adalah sektor pertanian. Karena itu Edy berharap masing-masing daerah dapat mengamankan produksi pangannya.

"Dengan demikian, pendapatan petani tidak berkurang dan stok pangan khususnya jagung dalam negeri dapat terpenuhi," katanya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menegaskan sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam merespon cepat masalah di lapangan, pihaknya telah mengerahkan petugas lapangan untuk terus mendampingi petani dan mengawal pertanaman hingga panen tiba. Petugas POPT dan PPL beserta jajaran dari Dinas Provinsi dan Kabupaten serta berkoordinasi dengan jajajaran kami di Pusat akan terus bersama-sama mengawal pertanaman hingga masa panen.

"Hal tersebut juga selaras dengan pernyataan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, meminta seluruh jajaran Kementan dari pusat sampai daerah harus bahu membahu untuk turut serta aktif ke lapangan untuk menjaga ketersedian pangan dalam negeri," sebut Suwandi.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya