Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Waduh, Realisasi Investasi Kuartal II Tidak Sesuai Target

Hilda Julaika
22/7/2020 12:55
Waduh, Realisasi Investasi Kuartal II Tidak Sesuai Target
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia(MI/Ramdani)

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi langsung pada kuartal II hanya mencapai Rp191,9 triliun. 

Angka ini turun 3,4% dibandingkan angka realisasi kuartal II pada 2019 dan turun 8,9% dari kuartal I 2020 ini. Perolehan  ini meleset dari target semula Rp200 triliun.

“Realisasi kita di kuartal II sekitar Rp191,9 triliun dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 263.109 pekerja. Capaian ini bukan hasil dari yang direncanakan BKPM karena target kami di kuartal II mencapai Rp200 triliun,” ujar Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers Paparan Realisasi Inevstasi Kuartal II di Jakarta, Rabu (22/7).

Dari total realisasi investasi tersebut, sambungnya, untuk realisasi investasi dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) mencapai Rp94,3 triliun atau sebesar 49,1%. Sementara itu, untuk capaian investasi dari penanaman modal asing (PMA) di kuartal II 2020 ini mencapai Rp97,6 triliun atau 50,9% dari total realisasi.

Menurut Bahlil, angka investasi baik dari PMDN dan PMI ini mengalami penurunan bila dibandingkan dengan perolehan di kuartal I/2020. Untuk PMDN turun sebanyak 16,4% dan PMA turun 0,4%.

Sementara itu, bila ditotalkan capaian di semester I/2020, realisasi investasi mencapai Rp402,6 triliun. Angka ini mewakili ketercapaian investasi di 2020 sebesar 49,3% dari target akhir Rp817,2 triliun.

Secara keseluruhan investasi di Pulau Jawa masih dominan sebanyak Rp100,6 triliun atau 52,4%. Lalu dilihat dari sektor, investasi pada kuartal II/2020 didominasi oleh sektor listrik, gas dan air dan transportasi gudang dan telekomunikasi.

Adapun lima besar tujuan provinsi pada kuartal II/2020 Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur dan Banten serta Riau. Dari negara asal PMA, Singapura masih berada di urutan pertama, disusul Hong Kong, Tiongkok, Jepang dan Korea Selatan.

Bahlil mengakui untuk semester I khususnya kuartal II ini mengalami masa yang sangat berat dalam merealisasikan investasi. Hal ini disebabkan tekanan dampak ekonomi dari pandemi covid-19.

“Saya ingin menyampaikan dengan sejujurnya atas kajian mendalam kalau kuartal 11 di 2020 ini adalah yang paling berat. Maka kuartal II ini menjadi cambukan dan pelajaran untuk bangkit di semester II,” harapnya. (E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud
Berita Lainnya