Ini Hitung-Hitungan Ekonomi Indonesia Terhindar dari Resesi

M Ilham Ramadhan
20/7/2020 08:05
Ini Hitung-Hitungan Ekonomi Indonesia Terhindar dari Resesi
Aktivitas pelabuhan Sunda Kelapa.(MI/Agus M)

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir menyatakan, pemerintah memiliki hitungan sendiri soal pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa pandemi covid-19.

"Seluruh negara di dunia menghadapi kontraksi dan pelemahan ekonomi akibat covid-19. Untuk mencegah penularan covid, semua negara melakukan lock down, social distancing atau Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Akibatnya ekonomi terhenti atau terkontraksi. Hal yang sama juga terjadi di Indonesia. Dengan dinamika ekonomi tersebut, ekonomi Indonesia pada triwulan 2 2020 diperkirakan kontraksi pada kisaran 4%," jelas Iskandar saat dihubungi, Minggu (19/7).

Persoalan kesehatan masyarakat, kata Iskandar, tetap menjadi prioritas utama. Namun, di saat yang sama pengambil kebijakan juga berupaya untuk menghindari jurang resesi di 2020.

Salah satu langkah yang digunakan ialah dengan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang diatur dalam Peraturan Presiden 1/2020 dan telah disahkan menjadi UU 2/2020 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dan/atau Dalam Rangka Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan.

Program PEN itu dianggarkan pemerintah hingga Rp695,20 triliun yang mencakup bidang kesehatan Rp87,55 triliun, bidang perlindungan sosial Rp203,90 triliun, insentif usaha Rp120,61 triliun, dukungan UMKM Rp123,46 triliun, pembiayaan korporasi Rp53,57 triliun dan dukungan sektoral dan pemerintah daerah Rp106,11 triliun.

"Implementasi program PEN akan dipercepat pada semester II," terang Iskandar.

Secara pararel, pemerintah juga memutuskan untuk kembali membuka aktivitas perekonomian secara bertahap sejak awal Juni 2020 dengan penerapan kenormalan baru (new normal). Itu diharapkan mampu mengungkit pertumbuhan ekonomi pada kuartal III setelah diperkirakan akan tumbuh minus di kuartal II.

"Dengan pembukaan ekonomi di bulan Juni, maka pada triwulan III 2020 ekonomi Indonesia bisa tumbuh positif antara 0 sampai dengan 1% dan tumbuh positif diatas 1% pada triwulan IV. Sehingga keseluruhan tahun 2020, ekonomi Indonesia bisa tumbuh positif hingga 1% dan terhindar dari resesi," jelas Iskandar.

Ia menambahkan, pemerintah juga memperluas program PEN melalui pemberian modal kerja kepada UMKM.

"Perluasan program PEN seperti pemberian modal kerja masing-masing Rp2,4 juta untuk 12 juta UMKM," pungkasnya. (E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud
Berita Lainnya