Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Tantangan Ekonomi Indonesia: Tekan Kurva Pandemi dan Resesi

M. Ilham Ramadhan Avisena
16/7/2020 13:38
 Tantangan Ekonomi Indonesia: Tekan Kurva Pandemi dan Resesi
Aktivitas di Pasar Kemiri Muka, Depok, Jawa Barat, Selasa (14/7). Tantangan ekonomi Indonesia ialah menekan kurva pandemi dan resesi ekonomi(MI/ANDRI WIDIYANTO)

KEPALA ekonom Bank Dunia untuk Indonesia Frederico Gil Sander menuturkan, menekan kurva pandemi covid-19 dan menekan kurva resesi menjadi dua tantangan Indonesia dalam proses menuju pemulihan perekonomian nasional.

"Yang paling pertama adalah lika-liku kurva pandemi yang akhirnya kita juga harus berurusan dengan masalah kesehatan publik. Lika-liku kedua ini adalah kurva resesi ekonomi. Kemudian lika-liku yang ketiga dan adalah tentang kurva utang," ujar Frederico dalam paparannya di peluncuran Indonesia Economic Prospect 2020 secara virtual, Kamis (16/7).

"Karena tentu saja ada belanja belanja negara yang diperlukan untuk memberikan bantuan yang dibiayai melalui utang, tetapi tentu pada waktunya nanti Indonesia juga harus bisa menavigasi utangnya" tambahnya.

Pada persolan menekan kurva pandemi, imbub Sander, pemerintah Indonesia harus mampu memonitor, melacak dan memperluas kapasitas sarana kesehatan dalam mengatasi pandemi. Sistem kesehatan yang mumpuni menjadi kunci untuk menekan kurva pandemi, setidaknya hingga vaksin berhasil ditemukan.

"Apa yang kita maksudkan dengan persiapan dari sistem kesehatan yang pertama ini adalah kapasitas untuk melakukan testing. Lakukan tes sebanyak mungkin agar kita bisa melacak penyakitnya ada di mana saja dan kemudian kita tahu apa yang harus kita lakukan," imbuhnya.

Bila peluasan tes telah dilakukan, hal berikutnya ialah mempertajam pelacakan orang-orang yang sempat berkontak dengan pasien positif covid-19. Dengan begitu, pemerintah dapat sigap untuk mengisolasi mereka yang berpotensi menularkan atau tertular virus.

Baca juga: Ekonomi RI Diprediksi tak Tumbuh, Ini Rekomendasi Bank Dunia

Kemudian pada kurva resesi, lanjut Frederico, pemerintah Indonesia perlu agresif dalam melakukan bantuan sosial untuk masyarakat menengah ke bawah. Sebab, dengan itu tingkat permintaan akan naik seiring dengan tersedianya baranh produksi setelah dibukanya aktivitas perekonomian.

Persoalan krusialnya ialah pada persoalan data penerima bantuan sosial. Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang dimiliki pemerintah Indonesia harus bisa bergerak dinamis atau menyajikan data terkini guna memastikan bantuan sosial yang diberikan tepat sasaran dan efektif.

"Data itu perlu dimodernisiasi, bukan hanya rumah tangga yang miskin saja tetapi yang juga memiliki lansia dan penyandang disabilitas dan kemudian pekerja informal itu juga menjadi sangat penting sekali untuk kita targetkan atau kita lihat," jelas Frederico.

Hal lain untuk menekan kurva resesi ialah mendukung dunia usaha. Pemulihan ekonomi, tidak bisa hanya mengandalkan aspek permintaan atau konsumsi semata. Bantuan likuiditas pada dunia usaha yang terdampak pandemi amat dibutuhkan untuk menggeliatkan produktivitasnya hingga mampu memenuhi permintaan masyarakat.

Sejalan dengan itu, pemerintah juga harus menghindari adanya spill over antara sektor riil dan institusi keuangan untuk menghindari masalah di kemudian hari yang justru akan menambah beban negara.

"Jadi artinya kita juga perlu meng-update recovery serta juga perencanaan resolusi baik itu untuk perbankan dan juga mengelola NPL dengan kerangka yang lebih baik dan yang terakhir kita juga perlu memastikan adanya manajemen risiko yang sangat kuat sekali sehingga sektor keuangan memiliki dasar ataupun kaki yang lebih kuat," tutur Frederico. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya