Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Ekonomi Pulih, Investasi Reksadana Bakal Jadi Primadona

Despian Nurhiayat
15/7/2020 07:35
Ekonomi Pulih, Investasi Reksadana Bakal Jadi Primadona
Pameran industri reksadana(Antara/Fanny Octavianus)

PRESIDEN  Direktur Sucor Asset Management Jemmy Paul Wawointana menyampaikan bahwa ekonomi secara global akan pulih secara bertahap atau membentuk U-shape dimulai pada kuartal III 2020 ini.

Hal ini terlihat dari mulai meningkatnya aktivitas manufaktur beberapa negara Asia serta mulai pulihnya harga minyak meskipun masih disokong oleh permintaan yang terbatas.

“Kami masih optimistis bahwa fundamental ekonomi Indonesia cukup baik dan dari sisi pasar saham Indonesia menawarkan potensi imbal hasil cukup menarik bagi investor asing dimana PE (Price to Earning) ratio rata-rata saat ini cukup murah di level 12,4 per 10 Juli 2020, ditambah komitmen BI untuk menjaga kestabilan moneter dan mata uang rupiah,” ungkap Jemmy dalam Webinar BizInsight online yang diadakan oleh Bank Commonwealth, Selasa (14/7).

Dengan kondisi saat ini, Jemmy optimistis reksadana akan menjadi primadona investasi ke depannya. 

Menurutnya, industri reksa dana masih akan terus berkembang melihat tren pertumbuhan jumlah investor baru yang semakin meningkat dan bertambah meleknya masyarakat terhadap produk-produk reksa dana, terutama pada kalangan milenial.

Meski demikian, dengan adanya berbagai tekanan sentimen negatif yang masih melanda pasar baik dari domestik maupun eksternal, ia memperkirakan pertumbuhan industri reksa dana hanya mencapai single digit di tahun ini.

"Pasar modal dikenal sebagai salah satu leading economic indicator sehingga pergerakan pasar modal cenderung akan mengikuti perubahan pandangan dan ekspektasi pada pertumbuhan ekonomi dan bisnis ke depannya," sambungnya.

Di sisi lain, Jemmy menambahkan, pertumbuhan NAB (Nilai Aktiva Bersih) reksadana seperti pasar uang dan pendapatan tetap masih tinggi.

“Dalam kondisi pasar saat ini investor cenderung beralih ke reksadana dengan profil risiko yang konservatif,” kata Jemmy.

Di tempat yang sama, Head of Wealth Management & Premier Banking Bank Commonwealth Ivan Jaya menyatakan pembukaan kembali ekonomi secara gradual memberikan optimisme akan pemulihan ekonomi, meski masih dibayangi dengan kembali meningkatnya kasus covid-19.

“Semester II 2020 diharapkan menjadi titik balik pemulihan ekonomi setelah mengalami penurunan yang dalam pada semester I, khususnya pada kuartal II 2020,” ujar Ivan.

Ivan melihat investor masih memiliki appetite yang besar terhadap produk-produk reksadana. Berdasarkan Data Statistik Pasar Modal Minggu ke-4 Mei 2020 yang dilansir OJK, dana kelolaan reksadana di Indonesia tercatat sebesar Rp476,3 triliun, atau turun 12,2% dibandingkan dengan posisi per Desember 2019.

Namun perlu dicatat juga, lanjut Ivan, bahwa dari titik terendahnya di level 3.937 pada 24 Maret 2020, IHSG telah naik sebesar 30% ke level sekarang di 5.000-an dalam tiga bulan terakhir ini.

"Saya perkirakan jumlah pembelian reksadana bisa meningkat di kuartal III 2020. Meski demikian, minat investasi akan mulai kembali normal seperti sebelum pandemi dalam jangka waktu menengah ketika pengembangan vaksin covid-19 sudah lebih jelas," pungkasnya.

Selain itu, menurut Ivan yang terpenting bagi investor di masa apapun adalah diversifikasi aset dan tetap menyesuaikan pilihan investasinya dengan tujuan Investasi, profil risiko dan jangka waktu Investasi.

Pada saat ini, lanjutnya, investor disarankan untuk menyesuaikan alokasi aset portofolionya. Untuk investor dengan profil risiko balanced direkomendasikan untuk sementara mengurangi porsi saham dan mengalihkan ke obligasi untuk menurunkan tingkat volatilitas portofolio, dengan proporsi 25% reksa dana saham, 40% reksa dana pendapatan tetap atau obligasi, 35% reksa dana pasar uang.

"Sedangkan untuk investor dengan profil risiko agresif idealnya memiliki portofolio yang terdiri dari 60% reksa dana saham, 25% reksa dana pendapatan tetap atau obligasi dan 15% reksa dana pasar uang. Dan agar tetap aman, berinvestasi dari rumah saja melalui digital yaitu bisa dari internet atau mobile banking," tutupnya. (E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud
Berita Lainnya