Headline

Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.

UMKM Indonesia Jadi Lahan Subur Jika Go Digital

Despian Nurhidayat
08/7/2020 19:59
UMKM Indonesia Jadi Lahan Subur Jika Go Digital
Pekerja menyelesaikan pembuatan sepatu Prospero yang akan dipasarkan melalui patform digital di Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (3/7).(Antara)

POTENSI usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia dianggap sangat besar khususnya dalam meningkatkan perekonomian negara. Agar semakin besar, potensi tersebut harus dikembangkan ke arah digital teknologi.

“OVO dan banyak perusahaan lainnya justru melihat UMKM itu sebagai opportunities yang saya kira sangat besar di Indonesia dan saya kira itu menjadi lahan yang sangat subur untuk perkembangan financial technology dan digital ekonomi ke depan,” ungkap Co-Founder Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) Karaniya Dharmasaputra, dalam video conference di Jakarta, Rabu (8/7).

Lebih lanjut, Karaniya merasa potensi yang besar itu juga dilirik oleh investor teknologi dari luar negeri. Karena itu, ia mengaku tidak mau melewatkan peluang yang bisa dimanfaatkan dari sektor UMKM.

“Karena itulah kami sebagai perusahaan financial technology justru menjadikan segmen ini sebagai target segmen kami yang utama,” sambung pria yang juga menjabat sebagai Presiden Direktur OVO tersebut.

Karaniya menjelaskan untuk memberdayakan UMKM ke arah digital harus diperhatikan mulai dari fasilitas internet sampai smartphone. Hal itu tidak terlepas dari banyaknya fintech atau digital teknologi mensyaratkan mengunduh aplikasi yang diperlukan.

“Nah harga smartphone semakin lama juga semakin affordable, harusnya didorong terus oleh pemerintah karena tak bisa internet saja tapi penetrasi smartphone juga menjadi sangat penting pada saat kita membahas digital ekonomi dan teknologi untuk membahas UMKM kita,” paparnya.

Lebih lanjut, Karaniya mengungkapkan pertumbuhan fintech atau untuk uang elektronik di Indonesia juga meningkat pesat. Ia membeberkan sejak 2016 sampai 2019 pertumbuhan mencapai 600%. Lantaran itu, UMKM juga harus bisa menyesuaikan dengan keadaan terkini.

“Uang elektronik terjadi pertumbuhan yang luar biasa pesat. Kalau kita lihat data 2016 sampai 2019 hanya dalam waktu 4 tahun itu terjadi pertumbuhan instrumen uang elektronik hampir 600%,” kata Karaniya.

“Nah pertumbuhan hampir 600%  hanya dalam waktu 4 tahun sebanyak 78% itu dikontribusikan bukan oleh lembaga perbankan tetapi oleh lembaga-lembaga nonbank seperti OVO,” pungkasnya. (E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya