Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

New Normal, KBI Oprimistis Perdagangan Berjangka Komoditi Naik

Ghani Nurcahyadi
09/6/2020 16:30
New Normal, KBI Oprimistis Perdagangan Berjangka Komoditi Naik
Penerapan protokol kesehatan di kantor Kliring Berjangka Indonesia(Dok. Kliring Berjangka Indonesia)

MEMASUKI era kenormalan baru (New Normal) PT Kliring Berjangka Indonesia atau KBI optimistis perdagangan berjangka komoditi akan mengalami peningkatan atau tumbuh positif. Keyakinan itu menurut Direktur Utama KBI Fajar Wibhiyadi karena melihat tumbuh positifnya perdagangan berjangka komoditi dalam periode Januari hingga Mei 2020.

Kendala yang dihadapi selama pandemi Covid-19, kata Fajar, hanyalah para pialang yang tak bisa bertemu tatap muka karena perdagangan harus dilakukan secara daring. 

"Dari sisi yang lain kami melihat, bahwa dengan adanya ketidakpastian disaat pandemi, justru menarik bagi para pelaku untuk melakukan transaksi. Selain itu, pertumbuhan ini membuktikan bahwa perdagangan berjangka komoditi cukup tahan banting," katanya dalam diskusi virtual, Senin (8/6). 

Data yang dirilis KBI menunjukkan, total transaksi Kontrak Berjangka Derivative di Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) yang dikliringkan di KBI dalam periode Januari hingga Mei 2020 menunjukkan pertumbuhan 31,8% dibandingkan periode yang sama pada 2019. Transaksi Kontrak Berjangka Derivative sendiri terdiri dari Currency, Index dan SPA. 

Baca juga : KAI Segera Buka Layanan Kereta Reguler

Untuk Currency, dalam periode Januari hingga Mei 2020 terjadi pertumbuhan 18,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dimana terjadi kenaikan volume transaksi dari 371.422,9 ke 438.594,2. Untuk Index, juga terjadi kenaikan volume transaksi dari  295.009,6 menjadi 360.359,6 atau tumbuh 22,6 %. 

Sedangkan untuk Sistem Perdagangan Alternatif (SPA), selama periode Januari hingga Mei 2020 mengalami pertumbuhan volume transaksi sebesar 36,2 % dibandingkan periode yang sama di tahun 2019, dimana terjadi kenaikan volume transaksi dari 1.827.737,2 menjadi 3.287.455,1

Dengan memasuki new normal, walau adanya pelonggaran pembatasan sosial secara terbatas, para pialang akan kembali bisa melakukan pertemuan dengan para nasabah dengan protokol kesehatan ketat. Hal itu diperkirakan bisa lebih mendorong pertumbuhan transaksi. 

“Kedepan dengan adanya kenormalan baru ini, kami optimis bahwa perdagangan berjangka komoditi khususnya di Kontrak Berjangka Derivative akan tumbuh positif. Dengan aktifitas masyarakat yang mulai bergerak, hal ini akan mampu menjadi stimulus untuk pertumbuhan transaksi. Sebelum kenormalan baru masyarakat cenderung untuk menyimpan cash money, kini kesempatan untuk berinvestasi mulai terbuka," imbuh Fajar. (RO/OL-7) 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya