Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
MENTERI Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengajak para petani dan masyarakat untuk jangan ragu memanfaatkan lahan pekarangan sebagai sumber pangan keluarga, seperti sayur-sayuran, umbi-umbian, buah-buahan, ternak, dan ikan, sumber obat-obatan atau apotik hidup, sumber bumbu dan rempah masakan.
Hal itu disampaikan Mentan saat melakukan kunjungan kerja ke Kelompok Wanita Tani (KWT) Biring Balang, kecamtan Pattallassang, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan pada, Minggu (31/5).
Dalam arahannya, Mentan SYL menyampaikan di kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini, semua negara mengalami dampak secara ekonomi, termasuk Indonesia, semua bisnis berhenti dan mengalami kerugian, dan satu-satunya bisnis yang harus terus berjalan adalah pertanian.
Pada kesempatan ini, Mentan SYL juga memberikan motivasi kepada masyarakat agar tetap produktif di tengah Pandemi dengan memanfaatkan lahan pekarangan sebagai sumber pangan keluarga.
"Dampak Corona membuat banyak orang kehilangan pekerjaan, yang miskin menjadi semakin miskin. Maka salah satu solusinya adalah dengan cara bertani. Rahmat Tuhan ada di sekitar kita, maka tanamlah yang bisa ditanam, karena bertani bisa membuat orang sejahtera, minimal bisa menyiapkan pangan secara mandiri," ungkap Mentan SYL.
Lebih lanjut Mentan SYL mengatakan pekarangan rumah dapat dimanfaatkan sesuai dengan selera dan keinginan kita.
Misalnya dengan menanam tanaman produktif seperti tanaman hias, buah, sayuran, rempah-rempah dan obat-obatan. “Dengan menanam tanaman produktif di pekarangan akan memberi keuntungan ganda, selain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, juga bisa memberikan tambahan penghasilan," ungkap Mentan SYL.
Selain itu, menghadapi Covid-19 dan kemarau panjang, Kementerian Pertanian telah menyiapkan strategi untuk menjamin ketersediaan pangan bagi 267 juta penduduk Indonesia.
Strategi yang sudah disiapkan diantaranya adalah : (1) Jika terjadi kemarau panjang, maka dilakukan fokus pemanfaatan lahan rawa yang diharapkan bisa menghasilkan 1.2 juta ton beras atau setara dengan 3 juta ton gabah; (2) Memaksimalkan diversifikasi pangan lokal dan pemanfaatan lahan pekarangan. Oleh karenanya masyarakat diharapkan menanam singkong, sagu, pisang, ubi jalar, shorgum, dan tanaman lainnya; (3) Membangun stok pangan nasional, oleh karenanya setiap Kabupaten, Kecamatan, Desa bahkan petani harus memiliki stok pangan atau tempat penyimpanan/ lumbung pangan secara mandiri," ungkap SYL.
Hadir dalam kegiatan tersebut diantaranya adalah Bupati Gowa, Kajari Provinsi Sulsel, Pangdam XIV Hasanuddin, Kadis Ketahanan Pangan Provinsi Sulawesi Selatan dan Beberapa Pejabat Eselon I dan II Lingkup Kementerian Pertanian.
Dalam sambutannya, Bupati Gowa, Adnan Purichta Iksan Yasin Limpo, SH., MH juga menyampaikan masyarakat gowa sangat antusias dalam melaksanakan program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) yang digulirkan oleh Kementerian Pertanian melalui Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sulsel.
Pada kegiatan ini Menteri Pertanian memberikan bantuan secara simbolis kepada 8 penerima program Pekarangan Pangan Lestari (P2L).
Program P2L adalah rumah penduduk yang mengusahakan pekarangan secara intensif untuk dimanfaatkan dengan berbagai sumberdaya lokal secara bijaksana yang menjamin kesinambungan penyediaan bahan pangan rumah tangga yang berkualitas dan beragam.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sulawesi Selatan, Ir. Hj. Fitriani, MP menyampaikan penerima manfaat program P2L di Provinsi Sulawesi Selatan sebesar 198 Kelompok dan 100% sudah terealisasi.
"Di tengah Pandemi Covid-19, realisasi Progam P2L sengaja dipercepat karena manfaatnya langsung dirasakan oleh masyarakat. Dengan tetap di rumah, masyarakat, khususnya ibu rumah tangga tetap bisa memenuhi kebutuhan keluarga melalui pemanfaatan lahan pekarangan," ungkap Fitriani.
Sementara itu, Kepala UPT Balai Pelaksana Penyuluh Pertanian (BPPP) Bonto-Bonto, Nurhayati, SP Menjelaskan bahwa wilayah Kostratani BPPP Bonto-Bonto memiliki 4 Kelompok Wanita Tani (KWT) yang mendapatkan program P2L, dan semua KWT tersebut didampingi secara intensif oleh Penyuluh Pertanian.
Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Biring Balang, Hatia Dg. Mami menyampaikan kelompoknya sangat terbantu dengan adanya program P2L. "Kami sangat berterimakasih kepada Menteri Pertanian atas bantuannya. Dan kami juga berterimakasih kepada penyuluh pertanian yang terus membimbing dan mendampingi kami dalam memanfaatkan lahan pekarangan," ungkap Hatia.
Sementara secara terpisah Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi juga meminta kepada para Penyuluh Pertanian untuk tetap bekerja mendampingi para petani dalam memanfaatkan lahan pekarangan.
“Penyuluh Pertanian harus aktif dan produktif mendampingi petani agar proses budidaya di lahan sampai masa panen berjalan dengan baik. Termasuk dalam memanfaatkan lahan pekarangan, edukasi petani agar memanfaatkan lahan pekarangan, bahkan petani diedukasi agar bisa memproduksi sendiri sarana produksinya, seperti pupuk organi dari limbah rumah tangga," ungkap Dedi.
Kegiatan yang digelar Pemerintah Kota Denpasar tersebut merupakan upaya pengendalian inflasi daerah
PRESIDEN Prabowo Subianto mengancam agar tidak ada pihak yang bermain-main dengan kebutuhan pangan. Soal permasalahan beras, ia memperingatkan penggilingan beras skala besar
Blue bites adalah bentuk konkret dari konsep blue food, yaitu pangan yang berasal dari ekosistem perairan, laut, pesisir, sungai, dan danau—seperti ikan, rumput laut, moluska, dan krustasea.
EDITORIAL Media Indonesia pada Rabu (16/7) lalu menggambarkan kenyataan pahit mengenai dugaan beras oplosan di Indonesia.
Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth, mendesak Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Food Station bersikap terbuka terkait beras oplosan.
PEMERINTAH Indonesia tengah memacu transformasi ekonomi nasional melalui penguatan sektor pangan dan energi domestik.
Bagi para anggota Paskibraka, tugas di HUT ke-80 RI menjadi pengalaman berharga sekaligus momentum kebangsaan.
Kehadiran Surya Paloh di Sulsel dalam rangka menghadiri dan membuka langsung Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I Partai NasDem yang digelar di Kota Makassar mulai 8 hingga 10 Agusutus 2025.
Sulawesi Selatan sebagai provinsi dengan penurunan stunting terbaik kedua secara nasional, setelah Jawa Barat.
Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman berupaya mengatasi tantangan IPM Sulawesi Selatan yang saat ini berada di angka 72,13 (data BPS 2024).
Tim Penggerak PKK Provinsi Sulawesi Selatan berkolaborasi dengan IDAI menyelenggarakan kegiatan edukatif bertajuk “Gerakan Membaca Buku KIA, Membangun Generasi Emas.
Berdasarkan data, hanya sekitar 27% irigasi di Sulsel yang dalam kondisi baik, sementara 41% mengalami kerusakan sedang hingga berat dan sisanya mengalami kerusakan ringan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved