Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
PT Bank Tabungan Negara (persero) Tbk terus memupuk rasio pencadangan (coverage ratio) kredit hingga mencapai 105,7% pada triwulan I 2020.
Angka itu merupakan yang terbesar karena selama ini rata-rata pencadangan yang dimiliki BTN di bawah 50%.
Direktur Utama BTN Pahala Nugraha Mansury mengatakan penebalan coverage ratio ini merupakan bantalan bagi perusahaan untuk menghadapi kondisi perekonomian yang tidak menentu seperti saat ini.
Bank BTN mencatatkan laba bersih senilai Rp457 miliar pada triwulan pertama dan memiliki rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 18,73% atau naik 111 basis poin (bps) dari 17,62% di triwulan I 2019.
Adapun liquidity coverage ratio (LCR) perseroan masih kuat di level 140,51% per 31 Maret 2020. “Pencadangan, permodalan, dan likuiditas kami yang cukup tebal juga menjadi bantalan kuat di tengah kondisi seperti saat ini,” jelas Pahala dalam siaran telekonferensi Paparan Kinerja Bank BTN Kuartal I 2020 di Jakarta, kemarin.
Data keuangan Bank BTN merekam perseroan menghasilkan pendapatan bunga senilai Rp6,17 triliun. Dengan kinerja tersebut, laba operasional perseroan sebelum provisi tercatat sebesar Rp870 miliar. Pahala juga memaparkan Bank BTN telah menyalurkan kredit dan pembiayaan senilai Rp253,25 triliun pada akhir triwulan I 2020. Posisi tersebut tumbuh 4,59% secara tahunan (yoy)
Menurut Pahala, penopang terbesar pertumbuhan kredit Bank BTN ialah segmen kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi. Segmen yang menempati porsi sebesar 44,53% dari total kredit di emiten bersandi saham BBTN tersebut mencatatkan pertumbuhan sebesar 10,57% (yoy), dari Rp101,9 triliun pada triwulan I 2019 menjadi Rp112,78 triliun pada periode yang sama tahun ini.
Direktur Finance, Planning, dan Strategy BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan pihaknya berencana menerbitkan obligasi Rp5 triliun dalam dua kali penerbitan. Penerbitan pertama dilakukan pada semester I tahun ini dan sisanya menjelang akhir tahun. (Ant/E-1)
Bank BTN Cabang Nusa Tenggara Timur (NTT) menargetkan pembangunan rumah bersubsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebanyak 800 unit selama 2025.
Sepuluh developer ini mencatat kontribusi signifikan dengan total realisasi kredit mencapai Rp1,7 triliun, setara 50% dari total KPR Non Subsidi yang disalurkan BTN
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan pihaknya sangat serius untuk menyukseskan program perumahan nasional pemerintah.
Tahun ini, stok milik pengembang yang bekerja sama dengan BTN jika ditotal sudah mencapai 500 ribu unit lebih.
Dalam catatan BTN, saat ini terdapat lebih dari 38 ribu rumah yang sertifikatnya belum terselesaikan oleh developer. Rumah-rumah tersebut melibatkan 4.000 proyek.
BANK Tabungan Negara (BTN) menyusun skema pembiyaan kredit perumahan rakyat (KPR) bagi pekerja sektor informal. Seperti tukang cukur, ojek online, dan lainnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved