Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Rachmat Gobel: Masa Perbaiki Industri Perikanan dan Hasil Laut

Mediaindonesia.com
15/5/2020 15:05
Rachmat Gobel: Masa Perbaiki Industri Perikanan dan Hasil Laut
Wakil Ketua DPR RI Bidang Industri dan Pembangunan Rachmat Gobel menjadi narasumbe dalam zoominar.(Ist)

MASIH dalam rangka memberikan kegiatan positif melalui kegiatan jaga jarak (physical distancing) sesuai anjuran Pemerintah yang mengimbau masyarakat untuk tinggal di rumah (stay at home) dan bekerja di rumah (work from home) di masa pandemi Covid-19 ini, zoominar kembali digelar.

Zoominar yang bertajuk "Potensi Industri Perikanan Pasca Pandemi, Siapkah Kita Bersaing?” menghadirkan nara sumber yang terdiri dari Wakil Ketua DPR RI Bidang Industri dan Pembangunan Rachmat Gobel, Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Ir. Nilanto Perbowo M.Sc, serta Rektor Institute Pertanian Bogor (IPB) Prof. Dr. Arif Satria SP, M.Si – Rektor IPB.

Sebanyak 414 peserta terdaftar dalam kegiatan seminar online  yang bertujuan mencari terobosan kesempatan pengembangan industri perikanan dan hasil laut di tengah pandemi yang tengah melanda dunia.

Seperti diketahui Indonesia adalah negara yang dua per tiga luas wilayahnya adalah lautan. “Indonesia adalah negara dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia, potensi ekonomi maritim Indonesia diperkirakan senilai 1,33 juta dolar AS,” jelas Rachmat Gobel.

“Masa pandemi ini menyadarkan kita semua untuk dapat memperkuat landasan ekonomi negara. Pemerintah, universitas, swasta, komunitas, dan rakyat (pentahelix) harus bersatu untuk memperbaiki grand design yang menimbulkan nilai tambah, utamanya pada sektor pertanian dan perikanan, demi tercapainya ketahanan pangan nasional yang solid,” tambah Rachmat.

“Menghadapi masa seperti mau tidak mau kita harus siap. Kita harus mampu menjadikan kesulitan yang dihadapi ini menjadi peluang. Saran saya kepada pemerintah adalah untuk dapat menyederhanakan birokrasi perijinan investasi, permudah akses pendanaan kepada nelayan yang mayoritas adalah pengusaha mikro serta kecil menegah, dan pemberdayaan koperasi yang maksimal,” tegas Rachmat Gobel.

Sementara itu, Ir. Nilanto Perbowo M.Sc, Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP, menegaskan bahwa sesungguhnya sektor perikanan tidak terlalu terimbas dahsyat seperti sektor-sektor ekonomi lain akibat pandemi Covid-19.

"Bersama aparat terkait KKP terus lanjut menjaga kedaulatan wilayah laut Indonesia. Potensi perikanan Indonesia sangat berlimpah, nelayan kita harus menjadi tuan rumah di negara nya sendiri,” tegas Nilanto.

“Utamanya di masa pandemi ini, setuju dengan yang disampaikan Pak Rachmat Gobel, saya berharap pemerintah provinsi dapat turut aktif bemitra dengan pemerintah pusat untuk pengembangan dan pemanfaatan sektor perikanan,” tambah Nilanto.

Adapun seorang pengusaha asal Yogyakarta yang menyerap kelebihan pasokan hasil laut yang sedang terjadi ini dengan membuat produk cumi tinta hitam dalam kemasan kaleng, Andri S.Sn, secara bersamaan diacungi jempol baik oleh Rachmat Gobel dan Nilanto Perbowo.

“Dengan melimpahnya bahan baku saat ini, kesempatan dan peluang untuk pengolahan serta mencari nilai tambah di industri pangan baik pengusaha besar, kecil dan menengah, sangatlah memungkinkan jika sistem penyimpanan dan pendingin bisa diakses banyak pihak untuk memastikan bahan dan produk perikanan bertahan lama. Mas Andri adalah contoh nyata bagaimana seharusnya kita dapat menyikapi masa sulit ini menjadi kesempatan emas,” kata Nilanto.

Dalam kesempatanya menyampaikan pandangan, Prof. Dr. Arif Satria SP, M.Si, Rektor IPB, menekankan pentingnya Pemerintah untuk membantu akses pasar melalui penyediaan data terpadu berbasis blockchain.

“Kendala logistik harus segera terpecahkan agar distribusi produk tidak tersendat. Penyerapan produk perikanan dan penyelesaian masalah logistik perlu mulai secara serius dilakukan dengan berbasis teknologi blockchain,” himbau Satria.

Pendaftar yang kemudian menjadi peserta akan mendapatkan sertifikat digital yang diterbitkan oleh Perum Peruri. Perum Peruri dilegalisasi sebagai BUMN Penyelenggara Sertifikasi Elektronik (PSrE) atas dasar penetapan yang dilakukan oleh agen sertifikasi (certificate agent) yaitu Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkiminfo) pada tahun 2019 lalu.

“Penerapan teknologi block chain yang terjamin keaslian data dan dokumennya seperti yang disampaikan Prof. Arif Satria adalah satu hal yang menjadi spesialisasi Perum Peruri dan pasti bisa kami bantu dalam pengembangan industri perikanan dan hasil laut nasional,” tegas Dwina.

Seri zoom!nar “Potensi Industri Perikanan Pasca Pandemi, Siapkah Kita Bersaing?” yang digagas Ginung Pratidina dan Rini Mulyawati ini didukung oleh Pekerja Event Jogja, Kadin Indonesia, Perum Peruri, dan PT Pegadaian (Perseroan), Kementrian Kelautan dan Perikanan, Kementrian Komunikasi dan Informatika, serta Media Indonesia, Medcom.id serta Metro TV sebagai media partner resmi. (OL-09)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik