Headline

Bansos harus menjadi pilihan terakhir.

Pengurangan Produksi Dipercepat, Harga Minyak Perlahan Naik

Mediaindonesia.com
24/4/2020 08:27
Pengurangan Produksi Dipercepat, Harga Minyak Perlahan Naik
Kondisi kilang penyimpanan minyak di Pulau Jurong, Singapura.(AFP/Roslan Rahman )

PERGERAKAN harga minyak perlahan naik pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat. Kondisi itu memperpanjang rebound, setelah sejumlah negara produsen minyak utama bertekad mempercepat pemotongan produksi.

Langkah pemangkasan berperan penting untuk menaikkan harga minyak yang anjlok akibat penurunan permintaan dramatis di tengah pandemi covid-19.

Acuan minyak mentah berjangka Amerika Serikat (AS), West Texas Intermediate (WTI), untuk pengiriman Juni naik tajam US$ 2,72 atau 19,7%, menjadi US$ 16,50 per barel di New York Mercantile Exchange.

Baca juga: Harga Minyak Sedikit Membaik, Dolar AS Naik Tipis

Sementara itu, minyak mentah Brent untuk pengiriman Juni terpantau naik US$ 0,96 atau 4,7%, menjadi ditutup pada US$ 21,33 per barel di London ICE Futures Exchange. Harga minyak mentah dunia mengalami masa kelam dalam seminggu terakhir.

Minyak mentah WTI untuk pengiriman Mei ditutup negatif US$ 37,63 per barel pada Senin kemarin, dalam aksi jual terburuk dalam sejarah. Acuan global lainnya, minyak mentah Brent, telah dibanting pada Selasa lalu hingga level terendah dalam dua dekade, sebelum akhirnya rebound.

Sejak awal tahun, kedua minyak mentah acuan kehilangan lebih dari dua pertiga nilainya. Permintaan bahan bakar global tercatat turun sekitar 30% pada April. Pasokan juga melampaui permintaan selama beberapa bulan mendatang akibat pandemi.

"Kami melihat reaksi nyata dalam industri AS terhadap harga super rendah. Itu menciptakan beberapa tanda positif yang memungkinkan harga rebound sedikit. Tapi harga masih sulit di atas US$ 15 per barel," ujar John Kilduff, analis Again Capital LLC di New York.

Baca juga: Harga Minyak Brent Kembali Anjlok, Surplus Pasokan Picu Kepanikan

Dia merujuk pada penurunan jumlah rig minyak AS ke level terendah sejak 2016. Berikut, penurunan 100 ribu barel per hari (bph) dalam produksi minyak mentah AS menjadi 12,2 juta barel per hari pekan lalu.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sejumlah negara penghasil minyak lainnya, atau dikenal sebagai OPEC+, sepakat memangkas produksi dengan rekor 9,7 juta barel per hari pada bulan ini. Besaran itu sekitar 10% dari pasokan global. Tujuannya tidak lain mendongkrak harga minyak dunia.

Kuwait diketahui mulai memotong pasokan minyak ke pasar internasional jelang 1 Mei, ketika kesepakatan itu seharusnya berlaku. Belum dapat dipastikan apakah langkah itu dapat mengimbangi permintaan yang lemah. Sumber mengungkapkan Rusia sedang mencari opsi untuk mengurangi produksi dan mungkin akan membakar minyaknya sendiri. Sebab, produksinya tidak banyak berubah dari Maret hingga sekarang.

Pasar juga menguat setelah Presiden AS, Donald Trump, menginstruksikan Angkatan Laut AS untuk menembaki setiap kapal Iran yang mengganggu kepentingan AS di Teluk. Meskipun dia kemudian menambahkan tidak mengubah aturan keterlibatan militer. Di lain sisi, Kepala Pengawal Revolusi Iran menegaskan Teheran akan menghancurkan kapal perang AS, jika keamanan di Teluk terancam.(Ant/OL-11)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya