Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Pemerintah Akan Sikapi Anjloknya Harga Minyak Setelah Semester I

M. Ilham Ramadhan Avisena
21/4/2020 17:05
Pemerintah Akan Sikapi Anjloknya Harga Minyak Setelah Semester I
Kilang minyak balongan( ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)

HARGA minyak yang diperdagangkan di kontrak berjangka West Texas Intermediate (WTI) terjun bebas ke bawah US$0 per barel. Harga minyak di Amerika Serikat anjlok ke level terendah menjadi US$-37,63 per barelnya.

Harga minyak mentah dunia terus meluncur turun karena ketiadaan kesepakatan antara Saudi dan Rusia untuk mengurangi pasokan minyak mentah ke dunia. Hal ini membuat dunia mengalami over suplai minyak di tengah penurunan permintaan sektor energi akibat pandemi covid-19.

Dikonfirmasi mengenai hal itu, Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani menuturkan, penurunan harga minyak dunia pasti akan berdampak pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pengaruhnya akan terlihat pada penerimaan negara di Pajak Penghasilan dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

"Tapi yang harus kita pahami bahwa perhitungan harga minyak untuk hitung di APBN adalah basis rata-rata untuk 12 bulan selama 2020. Jadi bukan harga harian, mingguan dan bulanan," tegas Askolani kepada Media Indonesia, Selasa (21/4).

"Di sisi lain juga kita tahu harga minyak bisa sangat fluktuatif, bisa naik dan turun dalam waktu singkat serta banyak dipengaruhi oleh faktor non ekonomi juga," sambungnya.

Untuk itu pemerintah perlu menunggu realisasi harga minyak setelah melewati semester I di 2020 serta perkiraan di sisa bulan tahun berjalan. Hal itu dimaksudkan agar bendahara negara mampu membuat hitungan yang lebih valid terkait perkiraan perubahaan penerimaan negara.

Askolani juga menyebutkan, saat ini belum dapat dipastikan dampak anjloknya harga minyak dunia dan minyak AS itu berdampak positif atau negatif pada APBN. Menurutnya, perlu ada perhitungan yang tepat dan kajian lebih lanjut untuk menentukan hal itu.

"Nanti kita lihat tren harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) untuk beberapa bulan yang lebih panjang di 2020, serta deviasinya dari asumsi yang diperkirakan dalam APBN 2020," jelas Askolani.

Sebagai informasi, dalam APBN 2020 pemerintah mengasumsikan harga minyak dunia berada dikisaran US$63 per barel dan lifting minyak mencapai 755 ribu barel per harinya. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya