Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Optimisme terhadap Ekonomi RI Meningkat

M Iqbal Al Machmudi
18/4/2020 04:45
Optimisme terhadap Ekonomi RI Meningkat
Gubernur BI Perry Warjiyo.(ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

KEPERCAYAAN investor terhadap daya tahan perekonomian Indonesia menghadapi pandemi covid-10 mulai meningkat.

Langkah pemerintah dan Bank Indonesia (BI) yang sei­ring dan sejalan dalam menjalanan stimulus fiskal dan moneter sesuai ranah masing-masing menunjukkan ada koordinasi yang baik antarotoritas yang ada.

Meski berbagai proyeksi yang dilakukan lembaga keuangan internasional menempatkan banyak negara jatuh dalam pertumbuhan ekonomi di bawah 0%, Indonesia kebanyakan ditempatkan sebagai negara yang pertumbuhan ekonominya masih akan bertahan dan bakal melesat tinggi pada 2021.  

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin aliran modal dari dalam dan luar negeri akan kembali masuk ke Indonesia jauh lebih besar daripada aliran modal keluar apabila wabah virus korona baru atau covid-19 sudah mereda.

Dalam tiga hari terakhir saja, aliran modal masuk telah mencapai Rp3,4 triliun.

“Kami yakin setelah periode covid-19 mereda, ada inflow jauh lebih besar dalam periode lebih lama,” kata Perry Warjiyo dalam jumpa pers daring di Jakarta, kemarin.

Sebagian besar aliran modal itu, lanjut dia, masuk melalui pembelian surat berharga negara (SBN).

Masuknya aliran modal itu menandakan kepercayaan investor terhadap Indonesia semakin baik di tengah pandemi covid-19. Hal itu berdampak pada perbaikan nilai tukar rupiah. Kemarin, rupiah ditutup menguat 175 ke posisi 15.465 per dolar AS.

Sejalan dengan penguatan rupiah, indeks harga saham gabungan (IHSG) juga meningkat 154,21 poin atau 3,44% ke posisi 4.634,82.

Jaga pertumbuhan

Dalam paparan APBN 2020, Menteri Keuangan Sri Mulyani memprediksi pertumbuhan ekonomi pada triwulan pertama akan berada di level 4,5% hingga 4,6%.

Angka perkiraan itu masih lebih optimistis karena pada periode Januari hingga awal Maret 2020, kegiatan perekonomian belum terdampak covid-19.

Meski perkiraan realisasi yang positif itu tidak akan berlanjut pada triwulan II 2020 karena mulai terdampak penyebaran wabah yang makin meluas, itu menjadi modal dalam mencapai pertumbuhan akhir tahun.

“Kita lihat Q3 sudah mulai pemulihan atau masih flat, itu bisa menentukan. Kalau mulai recovery, kita optimistis baseline 2,3% bisa terjaga,” ujarnya.

Baseline 2,3% merupakan skenario berat yang diperkirakan pemerintah. Skenario lebih berat ialah pertumbuhan berada pada level di bawah 0%.

Sebelumnya, Dana Moneter Internasional (IMF) dalam outlook terbaru memproyeksikan Indonesia hanya tumbuh 0,5% pada 2020 atau terendah sejak krisis keuangan 1997-1998.

Namun, apabila pandemi covid-19 berakhir mulai paruh kedua 2020, kinerja ekonomi Indonesia akan melesat pada 2021 hingga 8,2% dan mampu menopang pertumbuhan di kawasan.

Dalam kesempatan itu, Menkeu memaparkan bahwa pawa triwulan I angka defisit masih terjaga pada level 0,45% dari PDB atau Rp76,5 triliun.  Adapun penerimaan negara mencapai Rp375,9 triliun dan belanja Rp452,4 triliun. (Wan/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya