Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Pasar Perumahan Sekunder Melambat

Gana Buana
14/4/2020 05:20
Pasar Perumahan Sekunder Melambat
Berdasarkan survei pasar sekunder yang dilakukan Indonesia Property Watch, pergerakan pasar properti triwulan I 2020 cenderung melambat.(ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)

PERTUMBUHAN pasar perumahan sekunder pada triwulan I 2020 mulai melambat. Perlambatan ter­tinggi diduga terjadi di Bali, yang hanya tumbuh sekitar 0,23%.

Berdasarkan survei pasar sekunder yang dilakukan Indonesia Property Watch, pergerakan harga properti pada triwulan I 2020 cenderung melambat.

Hal ini diperkirakan akan terus berdampak pada per­gerakan harga di triwulan berikutnya. Wabah covid-19 diperkirakan menjadi salah satu faktor utama melemahnya pasar perumahan sekunder.

CEO Indonesia Property Watch di Jakarta, Ali Tranghanda, mengatakan secara umum pasar perumahan sekunder telah menunjukkan pertumbuhan tipis di awal 2020. Namun, ketika memasuki akhir triwulan I 2020, aktivitas pasar relatif menurun cukup tinggi.

“Pergerakan pasar sekunder mulai terlihat bertumbuh di awal tahun, tapi memasuki Maret sebagian besar wilayah menunjukkan aktivitas pasar yang menurun sehingga memengaruhi pergerakan harga secara triwulanan,” ungkap Ali saat dihubungi, kemarin.

Menurut dia, sebetulnya sebagian wilayah masih memperlihatkan pertumbuhan positif di triwulan pertama. Aktivitas pasar yang menurun juga diwarnai dengan banyaknya pembatalan atau penundaan transaksi di pasar sekunder.

Bukan hanya kendala dari konsumen, melainkan juga banyak pihak, termasuk Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan notaris, yang terkendala untuk berkomunikasi dan bertatap muka disebabkan wabah virus korona atau covid-19.

“Komunikasi secara online relatif belum dapat dilakukan maksimal,” kata dia.

Sementara itu, Bali menjadi wilayah dengan perlambatan tertinggi dan hanya bertumbuh 0,23% pada Q1-2020, di­ikuti Surabaya 0,28%, Jakarta 0,29%, dan DI Yogyakarta 0,34%. Keempat wilayah itu merupakan wilayah yang mengalami perlambatan.

Beberapa wilayah masih memperlihatkan pertumbuhan lebih tinggi meskipun memiliki kecenderungan melambat, menyusul kondisi pasar yang mulai terlihat sejak Maret 2020.

Wilayah Palembang menjadi 0,48%, Bandung masih tumbuh 0,49%, Makassar 0,50%, dan tertinggi terjadi di Balikpapan yang bertumbuh 0,86%.

Tunda membeli

Managing Director Lamudi Indonesia dalam laman resminya lamudi.co.id, Mart Polman, mengatakan saat ini tak dimungkiri bahwa masyarakat Indonesia masih menahan pembelian properti di tengah sentimen covid-19 yang semakin merebak.

Menurut dia, transaksi sektor properti akan jauh lebih meningkat setelah ketidakpastian ekonomi akibat pandemi covid-19 berhasil dilewati.

“Orang mungkin menunda keputusan untuk membeli rumah di tengah ketidakpastian ekonomi ini,” kata dia.

Bagi dia, untuk sementara waktu pasar properti kemungkinan besar akan menghadapi volume transaksi yang lebih rendah. Namun, pasar properti atau rumah tetap merupakan kebutuhan utama di mata masyarakat. Properti juga memiliki eksposur yang lebih sedikit terhadap fluktuasi harga jangka pendek.

“Ada kemungkinan volume transaksi jangka pendek yang lebih rendah ini akan diimbangi dengan peningkatan volume transaksi begitu krisis ini sudah selesai,” tandas dia. (S-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya