Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
PERTUMBUHAN pasar perumahan sekunder pada triwulan I 2020 mulai melambat. Perlambatan tertinggi diduga terjadi di Bali, yang hanya tumbuh sekitar 0,23%.
Berdasarkan survei pasar sekunder yang dilakukan Indonesia Property Watch, pergerakan harga properti pada triwulan I 2020 cenderung melambat.
Hal ini diperkirakan akan terus berdampak pada pergerakan harga di triwulan berikutnya. Wabah covid-19 diperkirakan menjadi salah satu faktor utama melemahnya pasar perumahan sekunder.
CEO Indonesia Property Watch di Jakarta, Ali Tranghanda, mengatakan secara umum pasar perumahan sekunder telah menunjukkan pertumbuhan tipis di awal 2020. Namun, ketika memasuki akhir triwulan I 2020, aktivitas pasar relatif menurun cukup tinggi.
“Pergerakan pasar sekunder mulai terlihat bertumbuh di awal tahun, tapi memasuki Maret sebagian besar wilayah menunjukkan aktivitas pasar yang menurun sehingga memengaruhi pergerakan harga secara triwulanan,” ungkap Ali saat dihubungi, kemarin.
Menurut dia, sebetulnya sebagian wilayah masih memperlihatkan pertumbuhan positif di triwulan pertama. Aktivitas pasar yang menurun juga diwarnai dengan banyaknya pembatalan atau penundaan transaksi di pasar sekunder.
Bukan hanya kendala dari konsumen, melainkan juga banyak pihak, termasuk Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan notaris, yang terkendala untuk berkomunikasi dan bertatap muka disebabkan wabah virus korona atau covid-19.
“Komunikasi secara online relatif belum dapat dilakukan maksimal,” kata dia.
Sementara itu, Bali menjadi wilayah dengan perlambatan tertinggi dan hanya bertumbuh 0,23% pada Q1-2020, diikuti Surabaya 0,28%, Jakarta 0,29%, dan DI Yogyakarta 0,34%. Keempat wilayah itu merupakan wilayah yang mengalami perlambatan.
Beberapa wilayah masih memperlihatkan pertumbuhan lebih tinggi meskipun memiliki kecenderungan melambat, menyusul kondisi pasar yang mulai terlihat sejak Maret 2020.
Wilayah Palembang menjadi 0,48%, Bandung masih tumbuh 0,49%, Makassar 0,50%, dan tertinggi terjadi di Balikpapan yang bertumbuh 0,86%.
Tunda membeli
Managing Director Lamudi Indonesia dalam laman resminya lamudi.co.id, Mart Polman, mengatakan saat ini tak dimungkiri bahwa masyarakat Indonesia masih menahan pembelian properti di tengah sentimen covid-19 yang semakin merebak.
Menurut dia, transaksi sektor properti akan jauh lebih meningkat setelah ketidakpastian ekonomi akibat pandemi covid-19 berhasil dilewati.
“Orang mungkin menunda keputusan untuk membeli rumah di tengah ketidakpastian ekonomi ini,” kata dia.
Bagi dia, untuk sementara waktu pasar properti kemungkinan besar akan menghadapi volume transaksi yang lebih rendah. Namun, pasar properti atau rumah tetap merupakan kebutuhan utama di mata masyarakat. Properti juga memiliki eksposur yang lebih sedikit terhadap fluktuasi harga jangka pendek.
“Ada kemungkinan volume transaksi jangka pendek yang lebih rendah ini akan diimbangi dengan peningkatan volume transaksi begitu krisis ini sudah selesai,” tandas dia. (S-2)
PASAR modal sedang mencermati fenomena backdoor listing, yakni proses masuknya entitas baru melalui akuisisi perusahaan tercatat tanpa IPO.
MENJAWAB tren interior bergaya kontemporer dan heritage, Idemu memperkenalkan Amarta, koleksi interior yang terinspirasi kekayaan tradisional dan budaya lokal.
Hal lain yang menurutnya menjadi pertimbangan masyarakat dalam negeri membeli properti adalah pemberian kebebasan dari pengembang.
Fahri memastikan dana yang pembangunan 1 juta unit tersebut ada dan banyak karena ada unsur bisnis bahkan saat mendaftar dan mengantre sehingga pola keuangannya akan sangat banyak.
Konsep hunian hijau kembali mencuri perhatian dunia internasional,FIABCI World Prix d’Excellence Awards 2025, yang digelar pada Juni lalu di Lagos, Nigeria.
Aksi massa di proyek properti dinilai ganggu iklim investasi dan stabilitas sektor. Kepastian hukum jadi sorotan utama.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved