Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

​​​​​​​31 Juta Warga Rasakan Keringanan Tarif Listrik

M. Iqbal Al Machmudi
01/4/2020 19:12
​​​​​​​31 Juta Warga Rasakan Keringanan Tarif Listrik
Warga memasukkan pulsa token listrik di tempat tinggalnya, di Jakarta, Selasa (1/4).(ANTARA/NOVA WAHYUDI )

SEBANYAK 31 juta warga akan merasakan keringanan tarif listrik dari pemerintah sebagai kompensasi pelemahan ekonomi dan aktivitas masyarakat imbas dari pandemi wabah virus korona (Covid-19).

Warga yang mendapatkan akses listrik gratis tersebut dibagi dari dua golongan yakni warga yang memakai listrik golongan 450 VA dan 900 VA bersubsidi. Hanya dua golongan tersebut yang mendapatkan keringanan.

Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana, mengatakan untuk golongan 450 VA dibiayai sepenuhnya oleh pemerintah, sedangkan golongan 900 VA hanya mendapatkan keringanan 50%.

"Untuk membantu masyarakat yang bersubsidi ada 23,8 juta dari (golongan) 450 VA dan 900 VA ada 7 juta pelanggan. Secara total 31 juta pelanggan," kata Rida melalui telekonferensi, Rabu (1/4).

Bila diuraikan golongan 450 VA sebanyak 23,8 juta pelanggan menggunakan listrik berkisar Rp864 miliar per bulan dengan setiap rumah pemakaian Rp36 ribu. Untuk golongan 900 VA 7 juta pelanggan dengan total RpRp210 miliar per bulan atau Rp60 ribu setiap rumah.

"Jika dikalikan tiga bulan maka sebanyak Rp3,2 triliun. Kenapa Rp3,5 triliun? itu kami sediakan ruang sekiranya nanti ada imbauan untuk di rumah," ujar Rida.

Nantinya masyarakat dapat menikmati keringanan tarif listrik tersebut selama tiga bulan yang dimulai April-Juni 2020.

Baca juga: Pembebasan Tagihan dan Diskon Listrik Bertahap Mulai Hari Ini

Sementara untuk pelanggan prabayar akan mendapatkan keringanan tarif yang akan dikirimkan setiap bulannya melalui aplikasi untuk mempermudah pemberian diskon.

Rida juga mengaku tidak asal dalam memberikan keringanan karena pemerintah sudah memiliki profil dari pelanggan, sehingga kemungkinan kecil tidak tepat sasaran.

"Tiap bulan kan pemakaianya beda-beda, kami punya profil. Beli maksimumnya dalam tiga bulan terakhir berapa jadi itulah yang kami berikan tiga bulan ke depan berapa. Ini tokennya diberikan kWh (kilo watt hour) tiap bulan, tidak 3 bulan sekaligus," ungkap Rida.

Sementara itu, Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Hendra Iswahyudi, mengatakan bahwa untuk pelanggan prabayar atau yang menggunakan token PLN akan memanfaatkan aplikasi ketika terjadi blackout tahun lalu.

Dari pengalaman blackout yang terjadi 2019 PLN memiliki aplikasi pembayaran kompensasi kepada pelanggan. Untuk saat ini, kata dia, pemerintah akan memanfaatkan aplikasi yang sama.

"Ada aplikasi. Masing-masing pelanggan tinggal mengklik dan masukan ID pelanggan, ada pemakaian 3 bulan terakhir dan nanti mendapatkan voucher tadi," jelas Hendra. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya