Jatim Bukukan Investasi Asing Rp58,5 Triliun

Despian Nurhidayat
15/3/2020 08:50
Jatim Bukukan Investasi Asing Rp58,5 Triliun
Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia.(MI/RAMDANI)

PROVINSI Jawa Timur menjadi salah satu daerah tujuan investasi para peng­usaha dari luar negeri. Hal ini ­dikemukakan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, ketika melakukan lawatan kerja ke provinsi tersebut pada 14-15 Maret.

“Saya salut dengan kesiapan Jatim menjadi tuan rumah yang baik bagi investor dari mulai pembenahan perizinan, perbaikan iklim investasi terkait kemudahan berusaha, dan pelayanan lain bagi investor,” kata Bahlil seperti dikutip dari keterangan resmi, kemarin.

Provinsi Jawa Timur merupakan wilayah penyumbang realisasi investasi terbesar keempat di Indonesia selama 2019 dengan kontribusi 7,22% atau senilai Rp58,5 triliun.

Selama 2018-2019, investasi di Jawa Timur terpusat tiga wilayah, yaitu Kota Surabaya, Kabupaten Gresik, dan Kabupaten Pasuruan. Sektor yang mendominasi tahun lalu ialah konstruksi sebesar Rp9,88 triliun (17% dari total realisasi) dan industri makanan Rp9,5 triliun (16%).

Untuk itu, Bahlil mendukung upaya Pemprov Jatim untuk meningkatkan investasi. Salah satunya dengan menjadikan basis industri orientasi ekspor di wilayah timur Indonesia. Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) merupakan kawasan potensial untuk pengembangan industri tersebut.

Menurut Bahlil, pemerintah pusat sudah menetapkan percepatan ekonomi khusus Jawa Timur melalui Peraturan Presiden No 80 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi di Kawasan Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan, Kawasan Bromo, Tengger, Semeru, Kawasan Selingkar Wilis, dan Lintas Selatan.

“Jatim ini sudah cantik bagi investor. Saya menilai pemerintahnya sudah pandai bersolek diri dari mulai proses perizinan hingga promosi potensi yang ada. Sudah barang tentu dilirik investor. Buktinya minggu ini saja delegasi pebis-nis yang datang bersama Raja Belanda langsung berkunjung ke Surabaya,” lanjut Bahlil.

 

Standar tinggi

Ketua Komite Investasi Bidang Komunikasi dan Informasi, Rizal Calvary Marimbo, menambahkan bahwa kunjungan Kepala BKPM juga melihat langsung perkembangan proyek investasi kilang Tuban. Investasi di proyek ini memiliki nilai US$15 miliar-US$16 miliar atau sekitar Rp225 triliun.

“Pembangunan kilang Tuban merupakan proyek strategis nasional (PSN). Presiden Joko Widodo sudah menuangkannya dalam Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan PSN,” ujar Rizal.

Rizal melanjutkan kilang ini akan memberikan tambahan pasokan kebutuhan BBM, elpiji, dan petrokimia berkualitas untuk memenuhi kebutuhan pasar di dalam negeri. Keberadaan kilang juga akan memberikan dampak bagi masyarakat sekitar karena akan menyerap ribuan tenaga kerja.

ANTARA FOTO/Aguk Sudarmojo

Seorang pekerja PT. Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) Tuban, Jawa Timur, menunjuk lokasi tanah yang akan dimanfaatkan Pertamina untuk pembangunan kilang minyak.

 

Pembangunan kilang juga diprediksikan menyerap 35% komponen dalam negeri. Penyerapan tenaga kerja yang dibutuhkan saat pembangunan kontruksi sebanyak 20.000 pekerja. Adapun ketika kilang sudah mulai beroperasi akan melibatkan 2.500 pekerja.

Sebelumnya, Pertamina menyatakan seluruh BBM yang diproduksi di kilang Tuban memiliki standar terbaik di dunia, yakni Euro V karena sangat ramah lingkungan. Kapasitas pengolahan kilang mencapai 300 ribu barel per hari dan menghasilkan 30 juta liter BBM per hari untuk jenis bensin dan 4 juta liter avtur per hari. (Van/X-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya