Headline

Konsistensi penegakan hukum perlindungan anak masih jadi tantangan

Fokus

Di Indonesia, cukai rokok sulit sekali naik, apalagi pada tahun politik.

Tiga Faktor Utama Sebabkan Pasar Modal Tertekan

(Msc/Ant/E-3)
13/3/2020 04:15
Tiga Faktor Utama Sebabkan Pasar Modal Tertekan
Deputi Komisioner Pengawasan Pasar Modal II OJK Fahri Hilmi di Hotel Mercure, Padang, Kamis (12/3/2020).( (ANTARA/AstridFaidlatulHabibah))

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan terdapat tiga faktor penyebab pasar pasar modal Indonesia terus mengalami tekanan secara year to date (ytd) sejak Januari 2020 dan hingga saat ini mengalami penurunan 21%.

"Sekarang indeks sudah liar bisa dibayangkan biasanya 6.000 sekarang 4.948 jadi year to date dari Januari sudah turun 21% lalu dari Maret tahun lalu sudah turun 24%," kata Deputi Komisioner Pengawasan Pasar Modal II OJK Fahri Hilmi di Hotel Mercure, Padang, kemarin.

Fahri menyatakan tekanan tersebut tidak hanya terjadi untuk pasar modal Indonesia saja namun juga beberapa negara lain seperti Singapura turun 3,04% dan Hang Seng 3,68%.

"Sebenarnya tidak hanya Indonesia tapi indeks-indeks negara lain juga. Singapura sudah turun 3,04%, Hang Seng 3,68%, Nikkei 4,41% dan itu berlanjut minimal sejak satu bulan terakhir," katanya.

Menurut Fahri, tekanan terhadap pasar modal dunia tersebut disebabkan oleh tiga faktor yaitu wabah virus korona atau Covid-19, perang harga minyak, dan penurunan suku bunga oleh Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed).

Ia mengatakan virus korona yang semakin mewabah di berbagai negara dan kasusnya yang meningkat justru di luar Tiongkok menyebabkan WHO menaikkan statusnya menjadi pandemi.

Faktor kedua adalah adanya perang harga minyak dunia setelah Rusia menolak keras usulan pengurangan produksi curam OPEC untuk menstabilkan harga karena wabah virus corona memperlambat ekonomi global dan mengganggu permintaan energi.

Faktor ketiga yaitu keputusan The Fed yang menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin menjadi 1,00 hingga 1,25% dilatarbelakangi oleh wabah Covid-19.

Untuk faktor dalam negeri melalui adanya Covid-19 yang mulai menginfeksi beberapa masyarakat Indonesia, kasus PT Asuransi Jiwasraya (Persero), dan pemangkasan target pertumbuhan ekonomi 2020 juga semakin menekan pasar modal.

"Belum ada yang bisa mengatakan isu Covid-19 bisa selesai satu bulan, tiga bulan, atau satu tahun karena begitu ada pengumuman pasien kasus 25 meninggal langsung turun lagi (indeks)," katanya. (Msc/Ant/E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya