Headline
Konsistensi penegakan hukum perlindungan anak masih jadi tantangan
Konsistensi penegakan hukum perlindungan anak masih jadi tantangan
Di Indonesia, cukai rokok sulit sekali naik, apalagi pada tahun politik.
RATUSAN pedagang di Kota Depok, Jawa Barat mengeluhkan sepinya pembeli akibat maraknya aktivitas pedagang kaki lima (PKL) yang digelar di area luar pasar. Kondisi ini kian meresahkan karena membuat pembeli hanya berhenti di luar, tanpa masuk ke area dalam pasar.
Ratusan pedagang yang mengeluhkan keberadaan PKL terdiri dari pedagang Pasar Cisalak, dan pedagang Pasar Agung, Jalan Proklamasi, Kelurahan Abadijaya, Kecamatan Sukmajaya.
Tuti, salah satu pedagang lama di dalam Pasar Cisalak mengatakan bahwa sepinya pasar bukan hanya dirasakannya sendiri, tetapi hampir seluruh pedagang mengalami hal serupa.
Ia meminta pemerintah kota setempat menertibkan PKL yang membuka lapak di sekitar pasar. Ia mengatakan lapak penjualan menjadi sepi karena banyak PKL berjualan di sepanjang jalan utama pada area sekitar pasar sehingga membuat pembeli kesulitan mengakses kios-kios di bagian dalam pasar.
"Pembeli memang selalu ada, namanya rezeki, tapi kami harap PKL yang di depan bisa diatur agar akses masuk tidak terhalang," kata dia, Rabu (23/7).
Tuti mengaku banyak kios di dalam pasar yang kosong akibat minim pembeli akibat keberadaan PKL padahal mereka telah mengeluarkan biaya relatif besar untuk membeli maupun menyewa kios di dalam pasar. "Kios-kios di dalam masih banyak yang kosong. Kasihan pedagang yang sudah beli kios ratusan juta rupiah tapi malah sepi pembeli," katanya.
Pedagang lainnya yang berjualan di Pasar Agung, Komariyah mengaku pasrah kondisi kiosnya yang makin sepi. Ia lebih memilih bertahan karena jika mereka pindah, nasibnya belum tentu sebaik sekarang.
Pedagang pakaian ini mengaku pasrah sembari berharap pelanggan dapat ramai kembali berkunjung ke Pasar Agung meski hal tersebut Ia akui cukup sulit. " Alasan bertahan ya karena buat menghidupi keluarga, kalau saya menyerah, yang hidupi keluarga siapa lagi kalau bukan saya, kalau pindah, belum tentu di tempat baru jadi lebih baik," kata Komariyah.
Sementara itu, Mamat, pedagang sayur mengaku sedih karena pelanggan sudah jauh berkurang dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan, Ia yang sudah berjualan selama 30 tahun, mengaku dalam lima tahun terakhir menjadi yang paling sulit nasibnya. " Dulu pas saya masih awal-awal berjualan di sini, senang karena ramai, tahun 2000-an juga masih ramai, tapi lima tahun belakangan, saya merasa berat sekali berjualan di sini," kata Mamat.
Mamat mengungkapkan kondisinya sudah jauh berbeda dalam beberapa tahun terakhir. Ia sudah lama berjual di pasar tersebut selama 30 tahun terakhir. Namun kali ini, nasibnya jauh berbeda. "Sepinya luar biasa, sudah 5 tahun begini, kami para pedagang kalau bisa nangis, nangis deras yang ada. (Sepinya) ya semenjak adanya PKL jadi seperti ini," ucap Mamat.
Mamat pun mengaku masih bertahan karena dengan berjualan, Ia masih dapat memenuhi kebutuhan keluarganya, meski kini jauh lebih berat. " Kalau alasan masih bertahan, ya buat menghidupi keluarga ya, karena anak saya ada 3, syukur tinggal 1 yang masih sekolah, berat memang, tapi kalau kami menyerah, bagaimana anak-anak kami.
Banyak juga pedagang yang mengeluhkan penjualan turun, tetapi mereka tetap membayar uang sewa, listrik, dan lain-lain, " ujarnya.
Menanggapi keluhan pedagang, Kepala UPTD Pasar Cisalak, Wahyu Syahadat menyatakan telah meminta Pemkot Depok untuk menata PKL di sekitar area Pasar Cisalak. “Kalau bisa dibatasi, supaya pembeli bisa masuk ke dalam. Kasihan pedagang yang tiap hari bayar lapak tapi sepi,” ujarnya.
Ia menyampaikan keprihatinannya atas sepinya aktivitas ekonomi di pasar tradisional tersebut Menurutnya, fenomena pasar sepi bisa menjadi indikasi menurunnya daya beli masyarakat, yang mungkin disebabkan oleh meningkatnya angka pengangguran atau Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).Hal ini dinilai sebagai sinyal penting bagi pemerintah daerah untuk segera turun tangan.
“Masalah ini tidak bisa dianggap enteng. Kalau dibiarkan, bisa berdampak luas terhadap sektor industri dan UMKM yang menopang perekonomian lokal,” jelasnya
Kepala UPT Pasar Agung Kota Depok Raden Hermawan mengaku banyak pedagang hanya pasrah atas kondisi padar yang makin sepi. Bahkan, beberapa pedagang lebih memilih bertahan karena jika mereka pindah, nasibnya belum tentu sebaik sekarang. "Para pedagang mengaku pasrah sembari berharap pelanggan dapat ramai kembali berkunjung ke Pasar Agung meski hal tersebut cukup sulit, " katanya (H-1)
Dinas PUPR Depok bersama warga telah melakukan upaya penanganan darurat sementara di beberapa titik.
Lima Kepala Keluarga (KK) dengan total 25 orang terdampak penutupan akses jalan dengan tembok batako tersebut.
Pengembang Perumahan Grand Dahlia Cluster (GDC) untuk segera menyelesaikan kewajibannya dengan menyerahkan fasos-fasumnya.
Pemerintah Kota (Pemkot) Depok terus mengampanyekan zero new stunting.
Wali Kota Depok Supian Suri telah menandatangan memorandum of understanding (MoU) dengan 33 yayasan yang menyelenggarakan pendidikan SMP di Depok.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved