Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Eropa Butuh Pasokan Biji Kopi dari Indonesia

Putra Ananda
08/3/2020 07:50
Eropa Butuh Pasokan Biji Kopi dari Indonesia
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Tengah) ditemani Direktur PT Pupuk Kujang Bambang Eka Cahyana (Kanan) saat memasuki Kujang Festival.(MI/Cikwan)

TINGGINYA harga kopi di Eropa mendorong Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk membidik benua itu sebagai tujuan ekspor komoditas pertanian Indonesia.

“Saya baru kembali dari Roma. Harga kopi di sana Rp240 ribu per kilogram. Di sini Rp80 ribu,” kata Syahrul dalam acara Kujang Festival yang diadakan PT Pupuk Kujang di Cikampek, Karawang, Jawa Barat, kemarin.

Menurut Syahrul, besarnya kebutuhan kopi di Eropa harus dimanfaatkan petani  kita. Perusahaan pupuk diminta mendukung dengan cara memproduksi pupuk subsidi ataupun nonsubsidi berkualitas agar hasil panen kopi semakin baik.

“Kita berharap dengan pupuk seimbang, pupuk hasil riset terbaik, dan pupuk olahan akan menghasilkan panen pertanian lebih besar,” ujar Mentan.

“Tadi di beberapa tempat saya melihat jagung begitu besar. Ini tentu karena pupuknya benar. Kita bisa melihat kopi begitu enak dan juga ada di semua tempat. Paprika di Lembang itu memberikan contoh bagaimana sebenarnya rakyat bisa hidup lebih baik,” lanjut Syahrul.

Dirut Pupuk Kujang, Bambang Eka Cahyana, menjelaskan tujuan Kujang Festival untuk meningkatkan minat generasi milenial masuk ke sektor pertanian.

“Milenial menjadi penghubung konsumen kepada pelaku budi daya pertanian. Dalam kegiatan ini juga ada sharing­ session dan menampilkan teknologi budi daya dan menjadi ajang eduwisata,” jelas Bambang.

Pupuk Kujang selain sebagai produsen pupuk, juga melakukan pendampingan kepada petani untuk berkontribusi dari hulu ke hilir.

 

Buah-buahan

Mentan Syahrul juga meminta para petani menggenjot produksi nanas untuk memenuhi kebutuhan di tingkat global. Mantan Gubernur Sulawesi Selatan ini mengungkapkan pascamewabahnya virus korona, suplai nanas dari Tiongkok menurun drastis.

“Nanas menjadi tren dan ini kesempatan bagi Indonesia untuk masuk ke Eropa,” ungkap Syahrul.

Syahrul menuturkan negara-negara di Eropa, seperti Jerman dan Italia membutuhkan suplai nanas. Dirinya mendorong setiap pihak, termasuk Pupuk Kujang ­untuk memanfaatkan peluang tersebut.

“Pupuk Kujang berkontribusi menghadirkan pertanian yang semakin siap. Saya langsung percaya diri melihat nanas yang ada di sini,” tutur Mentan.

Dengan potensi panen 22-25 ton per hektare, komoditas buah dan sayuran milik para petani binaan Pupuk Kujang berpotensi meraup keuntungan luar biasa di pasaran luar negeri.

“Mari kita dukung mereka agar mampu memenuhi kebutuhan nasional. Setiap pejabat, mulai lurah, camat, bupati, wali kota, hingga gubernur harus mendukung pertanian. Kalau mau negara ini hebat, pertanian ialah salah satu jawabannya,” tandas Syahrul. (Uta/CS/X-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya