Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
TINGGINYA harga kopi di Eropa mendorong Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk membidik benua itu sebagai tujuan ekspor komoditas pertanian Indonesia.
“Saya baru kembali dari Roma. Harga kopi di sana Rp240 ribu per kilogram. Di sini Rp80 ribu,” kata Syahrul dalam acara Kujang Festival yang diadakan PT Pupuk Kujang di Cikampek, Karawang, Jawa Barat, kemarin.
Menurut Syahrul, besarnya kebutuhan kopi di Eropa harus dimanfaatkan petani kita. Perusahaan pupuk diminta mendukung dengan cara memproduksi pupuk subsidi ataupun nonsubsidi berkualitas agar hasil panen kopi semakin baik.
“Kita berharap dengan pupuk seimbang, pupuk hasil riset terbaik, dan pupuk olahan akan menghasilkan panen pertanian lebih besar,” ujar Mentan.
“Tadi di beberapa tempat saya melihat jagung begitu besar. Ini tentu karena pupuknya benar. Kita bisa melihat kopi begitu enak dan juga ada di semua tempat. Paprika di Lembang itu memberikan contoh bagaimana sebenarnya rakyat bisa hidup lebih baik,” lanjut Syahrul.
Dirut Pupuk Kujang, Bambang Eka Cahyana, menjelaskan tujuan Kujang Festival untuk meningkatkan minat generasi milenial masuk ke sektor pertanian.
“Milenial menjadi penghubung konsumen kepada pelaku budi daya pertanian. Dalam kegiatan ini juga ada sharing session dan menampilkan teknologi budi daya dan menjadi ajang eduwisata,” jelas Bambang.
Pupuk Kujang selain sebagai produsen pupuk, juga melakukan pendampingan kepada petani untuk berkontribusi dari hulu ke hilir.
Buah-buahan
Mentan Syahrul juga meminta para petani menggenjot produksi nanas untuk memenuhi kebutuhan di tingkat global. Mantan Gubernur Sulawesi Selatan ini mengungkapkan pascamewabahnya virus korona, suplai nanas dari Tiongkok menurun drastis.
“Nanas menjadi tren dan ini kesempatan bagi Indonesia untuk masuk ke Eropa,” ungkap Syahrul.
Syahrul menuturkan negara-negara di Eropa, seperti Jerman dan Italia membutuhkan suplai nanas. Dirinya mendorong setiap pihak, termasuk Pupuk Kujang untuk memanfaatkan peluang tersebut.
“Pupuk Kujang berkontribusi menghadirkan pertanian yang semakin siap. Saya langsung percaya diri melihat nanas yang ada di sini,” tutur Mentan.
Dengan potensi panen 22-25 ton per hektare, komoditas buah dan sayuran milik para petani binaan Pupuk Kujang berpotensi meraup keuntungan luar biasa di pasaran luar negeri.
“Mari kita dukung mereka agar mampu memenuhi kebutuhan nasional. Setiap pejabat, mulai lurah, camat, bupati, wali kota, hingga gubernur harus mendukung pertanian. Kalau mau negara ini hebat, pertanian ialah salah satu jawabannya,” tandas Syahrul. (Uta/CS/X-3)
Mentan menjamin bahwa stok pangan nasional tetap dalam kondisi aman. Selain itu, penyerapan gabah dari petani diperkirakan bisa mencapai 400 hingga 500 ribu ton pada bulan ini.
Menteri Pertanian dan Keterjaminan Makanan Malaysia, Datuk Seri Mohamad Sabu, mengungkapkan pihaknya akan mempelajari teknologi khususnya di bidang pertanian dari Indonesia.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman bertemu dengan mahasiswa BEM Fakultas Pertanian dari berbagai perguruan tinggi untuk berdiskusi tentang masa depan pertanian Indonesia.
Tindakan tegas diambil pemerintah agar masyarakat merasa tenang, terutama dalam menjalankan ibadah puasa dengan tidak terganggu oleh naiknya harga bahan pokok.
Pemerintah telah menyiapkan tambahan anggaran sebesar Rp16,6 triliun agar Bulog menyerap tiga juta ton setara beras pada 2025.
Rata-rata HPP GKP di tingkat petani masih dikisaran Rp6.296 hingga Rp6.465 per kilogram.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved