Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Era Digital Paksa Pertamina Kembangkan Bisnis Hilir

Haryanto
27/2/2020 17:00
Era Digital Paksa Pertamina Kembangkan Bisnis Hilir
Pertamina merambah bisnis hilir dengan digitalisasi.(MI/Haryanto)

SEMAKIN berkembangnya teknologi di era digitalisasi saat ini, mendorong PT Pertamina (Persero) untuk berinovasi dalam keberlangsungan bisnisnya terutama di bidang hilir.

Diantaranya, inovasi pengembangan bisnis hilir mulai dari digitalisasi SPBU, aplikasi My Pertamina hingga pengelolaan sosial media yang saat ini salah satu platformnya yaitu Instagram memiliki jumlah follower sebanyak 498 ribu.

Penegasan itu disampaikan Manager Media Communication PT Pertamina (Persero), Heppy Wulansari, saat Nongkrong Bareng Pertamina yang diselenggarakan Pertamina MOR IV, wilayah Jawa Tengah dan DI Yogya, di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (27/2).

"Melalui platform media sosial misalnya, kami dapat menjangkau stakeholder dan konsumen hingga ke pelosok. Bahkan ke lokasi yang jauh dari titik SPBU. Karena adanya sosial media, mereka dapat berinteraksi dengan Pertamina dan kami dapat memberikan solusi ketersediaan energi di sana. Program tersebut dinamakan BBM satu harga", ujar Heppy.

Ia menambahkan, karena pentingnya inovasi di bidang teknologi dan digitalisasi, sebuah institusi atau perusahaan yang tidak mengikuti
perkembangan era digitalisasi saat ini pasti perlahan akan ditinggalkan oleh stakeholder atau konsumennya.

"Sebagai BUMN, tentunya Pertamina memiliki tanggung jawab penuh terhadap keberlangsungan energi di Indonesia. Inovasi-inovasi teknologi dan digitalisasi terus kita lakukan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan energi", ungkap Heppy.

Sementara dalam rangkaian memperingati bulan K3 (keselamatan dan kesehatan kerja), PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region IV wilayah Jawa Tengah dan DIY, memberikan sosialisasi mengenai safety di SPBU diberikan oleh Pjs Region Manager Health, Safety, Security & Environment (HSSE) Pertamina MOR IV, Ikhlas Mokodongan.

Menurut Ikhlas, masih banyak ditemukan insiden di SPBU yang didominasi dari rendahnya tingkat pemahaman keselamatan (safety) dari resiko pada saat pengisian BBM.  Contohnya, tentang bahaya listrik statis dan gelombang elektromagnetik yang dapat terjadi saat pemakaian handphone dan pengisian jerigen yang tidak sesuai dengan standar  yang menimbulkan arus listrik statis dan menyambar uap bahan bakar saat pengisian sehingga dapat memicu percikan api.

Ia menambahkan, sosialisasi ini tidak hanya dilakukan kepada para masyarakat namun juga petugas dan pengawas SPBU. "Kami juga menghimbau dan selalu mengingatkan kepada para pengawas dan petugas di SPBU bahwa merekalah garda depan dalam penerapan budaya safety tersebut. Mereka yang harus mengingatkan konsumen agar selalu mematuhi aturan saat pengisian bahan bakar ke kendaraan sedang berlangsung", ungkapnya. (OL-13)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya