Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Virus Korona Ikut Kikis Optimisme Ekonomi Indonesia

M. Ilham Ramadhan Avisena
19/2/2020 20:24
Virus Korona Ikut Kikis Optimisme Ekonomi Indonesia
Warga Jakarta menggunakan masker mencegah penyebaran virus korona COVID-19(MI/Susanto)

OPTIMISME perekonomian Indonesia diindikasikan akan terkikis lantaran virus korona COVID-19 di pembuka 2020 yang menjadi isu besar dan perhatian dunia. Dampak dari korona menjalar ke perekonomian Indonesia dan mengharuskan pemerintah untuk waspada.

Hal itu ditegaskan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN KiTA di kantornya, Jakarta, Rabu (19/2).

"Global manufacturing index kita itu sebetulnya sudah positif, ini yang menjadi landasan untuk optimisme di 2020. Tapi masalah korona ini terjadi revisi yang cukup signifikan, karena RRT ini kontribusinya 17% dari GDP dunia dan ukurannya US$13 triliun," ujarnya.

Ekonomi Tiongkok diprediksi akan turun 1% sebagai akibat dari virus korona. Akibatnya, ekonomi dalan negeri diprediksi akan tertekan 0,3%-0,6%.

"Penurunan pertumbuhan ekonomi RRT 1% akan berpengaruh 0,3-0,6% ke pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ini akan merembes di ekonomi kita dan harus dimonitor secara detil. Ada peluang baru dan ada tantangan jangka pendek," terang mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.

Baca juga : Plastik Jadi Objek Cukai, Negara Bisa Dapat Rp1,6 Triliun

Akibatnya, realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 pun ikut terdampak. Misalnya realisasi belanja negara di Januari 2020 mencapai Rp139,83 triliun atau sekitar 5,5% dari pagu anggaran.

Realisasi itu lebih rendah ketimbang realisasi 2019 yang mencapai Rp153,8 triliun.

Sementara pendapatan negara di Januari 2020 mencapai Rp103,7 triliun atau 4,6% dari target yang ditetapkan. Angka itu juga lebih rendah ketimbang penerimaan di periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp108,1 triliun atau 5% dari target.

Dengan begitu, di Januari 2020 Indonesia mengalami defisit sebesar Rp36,1 triliun atau 11,8% terhadap PDB. Defisit tersebut masih lebih baik dari periode yang sama di 2019 sebesar Rp45,1 triliun.

"APBN kita terus-menerus mencoba merespons dengan melakukan rekalibrasi untuk melakukan stabilisasi counter cyclical dalam rangka memperbaiki pemerataan dan alokasi," ujar Sri Mulyani.

Baca juga : Bea Cukai Berikan Relaksasi Penyerahan Form E dari Tiongkok

Lebih jauh, dampak paling terasa akibat virus korona ialah pada sektor pariwisata. Pasalnya sumbangan turis asal Tiongkok mencapai 13% dari total turis asing yang datang ke Indonesia.

Oleh karenanya, pemerintah, lanjut dia, tengah mematangkan skema pemberian insentif kepada para wisatawan baik asing maupun domestik untuk mencapai tujuan pariwisata.

"Tapi ini masih dimatangkan oleh pemerintah bagaimana hitungannya. Nanti begitu sudah final kami pasti akan sampaikan seperti apa," pungkasnya. (OL-7



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya