Nilai Tukar Rupiah Dijaga Sesuai Fundamen

Despian Nurhidayat
28/1/2020 04:15
Nilai Tukar Rupiah Dijaga Sesuai Fundamen
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo( ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aww.)

BANK Indonesia (BI) memastikan akan menjaga nilai tukar rupiah agar tetap sesuai fundamen perekonomian dan bergerak sejalan dengan mekanisme pasar.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menuturkan sejauh ini penguatan rupiah masih bergerak sesuai mekanisme pasar sehingga mampu mendukung kegiatan perekonomian, seperti investasi, impor, dan ekspor.

"Sejauh ini kami lihat penguatan rupiah berdampak positif. Namun, kami yakinkan jika menguat terlalu jauh dan ekonomi memburuk, kami tidak segan mengarahkan nilai tukar agar lebih stabil sehingga kami lakukan asesmen," ujar Perry di kompleks parlemen, Jakarta, kemarin.

Perry menegaskan BI terus melihat mekanisme pasar sehingga jika terdapat pergerakan yang tidak sejalan dengan fundamen dan terlalu bergejolak, pihaknya akan menstabilkan rupiah.

"Kita tidak segan melakukan stabilisasi rupiah baik spot, pembelian SBN (surat berharga negara), dan DNDF (domestic non-deliverable forward)," jelas dia.

Menurut Perry, penguatan rupiah akan mendorong penerimaan ekspor manufaktur, sedangkan untuk ekspor komoditas akan lebih rendah.

"Memang penerimaan rupiah akan rendah, tapi kalau ekspor komoditas, ekspor manufaktur, justru akan meningkat sebab biaya produksi lebih rendah dan kompetitif. Oleh karena itu, ekspor elektronik, garmen, dan mesin meningkat," ujarnya.

Nilai tukar rupiah memang konsisten terus menguat sejak akhir tahun. Setelah cukup lama bertengger di level 14.000-an per dolar AS, nilai tukar rupiah mulai bergerak menguat di pekan terakhir Desember 2019.

Pada 31 Desember 2019, nilai rupiah sudah berada di level 13.900-an dan terus menguat hingga mendekati level 13.500-an.

Pada Senin (27/1) pagi, nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta bergerak melemah 7 poin atau 0,06% menjadi 13.590 per dolar AS dari sebelumnya di posisi 13.583 per dolar AS.

Adapun pada Senin sore nilai tukar (kurs) rupiah ditutup terkoreksi seiring dengan pelemahan mayoritas mata uang regional Asia, yakni melemah 32 poin atau 0,24% di level 13.615 per dolar AS dari posisi hari sebelumnya 13.583 per dolar AS.

Prospek 2020

Sejumlah pihak melihat penguatan rupiah tidak lepas dari proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini yang tetap moncer.

Perry Warjiyo menyebutkan ada dua faktor yang menjadi pendorong pertumbuhan pada 2020, yaitu investasi nonbangunan dan ekspor yang diprediksikan mengalami kenaikan di tahun ini.

Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 akan berada di kisaran 5,1% sampai 5,5%, tetapi lebih mengarah ke level 5,3%.

"Mungkin mengarah ke 5,3%, terutama didorong oleh investasi khususnya nonbangunan lalu ekspor," ujar Perry.

Di sisi lain, konsumsi rumah tangga tetap akan menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi. (Ant/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya