Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
BANTUAN pangan nontunai (BPNT), program keluarga harapan, kartu Indonesia sehat, dan program kartu lainnya dinilai dapat mengurangi beban masyarakat miskin di Indonesia.
Penilaian itu disampaikan Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad, saat menanggapi laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat terjadinya penurunan angka kemiskinan di Indonesia pada September 2019. Dalam laporan yang berbasis pada hasil survei, angka kemiskinan tercatat 9,22% atau setara dengan 24,79 juta orang.
"Kartu-kartu itu mengurangi beban biaya orang miskin agar tetap bisa survive terhadap kebutuhan dari pangan dan nonpangan," kata Tauhid saat dihubungi, Rabu (15/1).
Selain itu, keberhasilan pemerintah dalam menjaga inflasi pangan di level yang rendah juga menjadi faktor penekan kemiskinan. Tauhid menyebutkan program BPNT sebetulnya tidak secara gamblang mengurangi kemiskinan, tetapi membuat masyarakat miskin tetap terhindar dari penaikan harga pangan yang kerap terjadi.
"Karena itu, BPNT dipertahankan sebagai safeguard bagi orang-orang miskin. Namun, untuk mengurangi kemiskinan, itu sangat tidak cukup," jelas Tauhid.
Ke depan, untuk terus menekan tingkat kemiskinan, diperlukan jalan keluar jangka panjang melalui penciptaan lapangan kerja dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Akan tetapi, hal itu perlu dibarengi pula dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia, utamanya anak-anak yang berada dalam kategori miskin. "Dengan demikian, mereka dapat mengakses pekerjaan yang lebih layak," pungkas Tauhid.
Penurunan
Dalam konferensi pers di kantornya, Rabu (15/1), Kepala BPS Suhariyanto mengumumkan penurunan angka kemiskinan di Indonesia pada September 2019. Penurunan itu dapat dilihat dari angka kemiskinan yang tercatat pada Maret 2019 sebanyak 25,14 juta orang atau setara 0,19%.
"Jumlah penduduk miskin dari Maret hingga September itu turun sebesar 360 ribu orang," kata Suhariyanto.
Meski turun, Suhariyanto menambahkan, Indonesia masih dihadapkan oleh banyak persoalan terkait tingkat kemiskinan di dalam negeri, di antaranya ialah perbedaan tingkat kemiskinan di perdesaan dan perkotaan yang masih tampak jelas.
"Pada September 2019, daerah kota persentase kemiskinannya 6,56%, sedangkan di desa hampir dua kali lipatnya, yaitu 12,60%. Jadi, kita masih perlu berupaya lebih keras lagi untuk menurunkan kemiskinan di desa yang mayoritas bekerja di sektor pertanian," urainya.
Lebih lanjut, Suhariyanto mengungkapkan metode survei yang dipakai oleh BPS untuk melihat tingkat kemiskinan tidak pernah berubah sejak 1998. Hal itu dilakukan demi menjaga konsistensi data dari waktu ke waktu.
Sumber: BPS/NRC
Metode yang digunakan ialah metode yang menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar. Penghitungannya dilakukan dengan cara melihat pengeluaran per kapita per rumah tangga untuk kebutuhan dasar makanan dan bukan dasar makanan yang diukur menurut garis kemiskinan.
Lebih rinci, Suhariyanto mengatakan penurunan angka kemiskinan itu disebabkan lantaran kelompok desil 1 yang berpenghasilan rendah memiliki tingkat pengeluaran sebesar 4,01% atau lebih tinggi daripada garis kemiskinan yang sebesar 3%.
"Kalau pengeluaran lebih tinggi, berarti ia di atas garis kemiskinan," terangnya. (X-6)
Ketua Dewan Energi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan pemerintah akan merevisi data angka kemiskinan nasional.
AWAL April 2025, Bank Dunia melalui Macro Poverty Outlook menyebutkan pada tahun 2024 lebih dari 60,3% penduduk Indonesia atau setara dengan 171,8 juta jiwa hidup di bawah garis kemiskinan.
BANK Dunia resmi mengubah standar garis kemiskinan global dengan meninggalkan purchasing power parity (PPP) 2017 dan saat ini menggunakan PPP 2021.
DINAMIKA geopolitik global mewarnai beragam pemberitaan media arus utama atau media sosial kita.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi deflasi sebesar 0,37% pada Mei 2025. Angka ini berbanding terbalik dengan yang terjadi di April 2025 yang mengalami inflasi 1,17%.
Neraca perdagangan Indonesia pada April tercatat surplus sebesar US$160 juta. Kendati surplus, angka ini turun drastis dibandingkan capaian pada Maret 2025 yang mencapai US$4,33 miliar.
Pemerintah Indonesia terus memberikan berbagai jenis bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat yang membutuhkan.
Pengamat Ekonomi Pertanian, Khudori menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo soal alokasi untuk bidang ketahanan pangan dialokasikan sebesar Rp108,8 triliun.
Pemutakhiran data penerima bantuan sosial (bansos) berdasarkan usulan dari daerah dan sesuai dengan ketentuan di Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011.
Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero), Faizal R Djoemadi.menyebutkan penambahan data KPM yang diterima belakangan akan mulai dibayarkan setelah Lebaran karena waktu yang mepet.
Bansos akan diberikan kepada keluarga penerima manfaat (KPM) di Seluruh Indonesia. Salah satunya di wilayah Tangerang Selatan (Tangsel).
Sekjen) Kemensos RI Harry Hikmat mengapresiasi kinerja PT Pos Indonesia sebagai mitra penyalur kepada keluarga penerima manfaat (KPM).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved