Laba Bersih Emdeki Catatkan Kenaikan Meski Ekspor Turun

Ghani Nurcahyadi
26/11/2019 23:18
Laba Bersih Emdeki Catatkan Kenaikan Meski Ekspor Turun
Public Expose PT. emdeki Utama(Dok. PT. Emdeki Utama)

KETIDAKPASTIAN perekonomian global yang disebabkan banyak faktor membuat volume ekspor kalsium karbida atau karbit yang diproduksi PT. Emdeki Utama menurun. Meski demikian, emiten berkode MDKI itu tetap mencatatkan pertumbuhan hingga 6,03% di Kuartal III-2019

Direktur Emdeki Utama Vincent Secapramana mengatakan, total volume penjualan Kalsium Karbida sebesar 16.688 ton, dan sampai dengan akhir 2019 diproyeksikan mencapai 20.246 ton, turun 24% dari penjualan tahun 2018.

Penurunan terbesar berasal dari penjualan ekspor sebesar 71% yaitu 7.278 ton pada 2018 menjadi 2.106 ton tahun ini.

Akan tetapi mengingat nilai perolehan ekspor tidak memberikan keuntungan yang baik terhadap laba, Perseroan justru mencatatkan kenaikan laba bersih pada kuartal III 2019 sebesar 6,03% yaitu dari Rp29,322 Miliar pada  2018 menjadi Rp31,091 Miliar pada t2019.

"Sedangkan pada akhir tahun 2019, laba Perseroan diproyeksikan meningkat 26,6% menjadi Rp42,79 Miliar dari tahun 2018 yang sebesar Rp33,78 Miliar," kata Vincent dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) seperti dalam keterangan tertulisnya.

Baca juga : TBIG Pecah Nilai Nominal Saham

Meski demikian, perlambatan ekonomi dunia turut membuat Emdeki mengetatkan rencana aksi perusahaan. Salah satu yang terdampak adalah pembangunan 2 pabrik di Cirebon dan Gresik.

Saat ini, pembangunan pabrik Carbide Desulphuriser Tahap I telah selesai dibangun di Gresik pada akhir September 2019 dan memasuki tahap produksi percobaan. Untuk pabrik Carbide Desulphuriser Tahap II di Cilegon-Banten dipertimbangkan untuk ditunda, menunggu perkembangan positif pabrik baja di wilayah Cilegon.

"Rencana pembangunan pabrik Ferro Silica di Gresik dengan kapasitas 7.000 ton per tahun perlu ditunda, karena berdasar kondisi terakhir, untuk proyek Ferro Silica perlu penelaahan lebih lanjut karena berdasarkan data terakhir dan ramalan para ekonom dunia akan terjadi perlambatan ekonomi," kata Hiskak Secakusuma, Direktur Utama Emdeki Utama.

Di sisi lain, penundaan tersebut tak berpengaruh terhadap pembagian dividen bagi pemegang saham. Bahkan, karena Emdeki belum membutuhkan dana tunai tambahan akibat penundaan, jajaran direksi mengusulkan pembagian 100% laba bersih sebagai dividen. (RO/OL-7).



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya