Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KETIDAKPASTIAN perekonomian global yang disebabkan banyak faktor membuat volume ekspor kalsium karbida atau karbit yang diproduksi PT. Emdeki Utama menurun. Meski demikian, emiten berkode MDKI itu tetap mencatatkan pertumbuhan hingga 6,03% di Kuartal III-2019
Direktur Emdeki Utama Vincent Secapramana mengatakan, total volume penjualan Kalsium Karbida sebesar 16.688 ton, dan sampai dengan akhir 2019 diproyeksikan mencapai 20.246 ton, turun 24% dari penjualan tahun 2018.
Penurunan terbesar berasal dari penjualan ekspor sebesar 71% yaitu 7.278 ton pada 2018 menjadi 2.106 ton tahun ini.
Akan tetapi mengingat nilai perolehan ekspor tidak memberikan keuntungan yang baik terhadap laba, Perseroan justru mencatatkan kenaikan laba bersih pada kuartal III 2019 sebesar 6,03% yaitu dari Rp29,322 Miliar pada 2018 menjadi Rp31,091 Miliar pada t2019.
"Sedangkan pada akhir tahun 2019, laba Perseroan diproyeksikan meningkat 26,6% menjadi Rp42,79 Miliar dari tahun 2018 yang sebesar Rp33,78 Miliar," kata Vincent dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) seperti dalam keterangan tertulisnya.
Baca juga : TBIG Pecah Nilai Nominal Saham
Meski demikian, perlambatan ekonomi dunia turut membuat Emdeki mengetatkan rencana aksi perusahaan. Salah satu yang terdampak adalah pembangunan 2 pabrik di Cirebon dan Gresik.
Saat ini, pembangunan pabrik Carbide Desulphuriser Tahap I telah selesai dibangun di Gresik pada akhir September 2019 dan memasuki tahap produksi percobaan. Untuk pabrik Carbide Desulphuriser Tahap II di Cilegon-Banten dipertimbangkan untuk ditunda, menunggu perkembangan positif pabrik baja di wilayah Cilegon.
"Rencana pembangunan pabrik Ferro Silica di Gresik dengan kapasitas 7.000 ton per tahun perlu ditunda, karena berdasar kondisi terakhir, untuk proyek Ferro Silica perlu penelaahan lebih lanjut karena berdasarkan data terakhir dan ramalan para ekonom dunia akan terjadi perlambatan ekonomi," kata Hiskak Secakusuma, Direktur Utama Emdeki Utama.
Di sisi lain, penundaan tersebut tak berpengaruh terhadap pembagian dividen bagi pemegang saham. Bahkan, karena Emdeki belum membutuhkan dana tunai tambahan akibat penundaan, jajaran direksi mengusulkan pembagian 100% laba bersih sebagai dividen. (RO/OL-7).
PT Ajaib Sekuritas Asia menunjuk kantor hukum Hotman Paris & Partners untuk mewakili perusahaan dalam merespons polemik seputar dugaan transaksi tidak sah senilai Rp1,8 miliar
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 30 Juni 2025, dibuka menguat 34,91 poin atau 0,51% ke posisi 6.932,31.
AKTIVITAS perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 23–26 Juni 2025 menunjukkan tren pelemahan di hampir seluruh indikator utama.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Kamis 26 Juni 2025, dibuka menguat 9,71 poin atau 0,14% ke posisi 6.841,85.
IHSG hari ini, Rabu 25 Juni 2025, berpeluang bergerak menguat. Sentimen utamanya tidak lain karena seiring meredanya konflik Iran vs Israel di kawasan Timur Tengah.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, 24 Juni 2025, dibuka menguat 91,75 poin atau 1,35% ke posisi 6.878,89.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved